Liputan6.com, Jakarta Facebook pada Jumat, 13 Oktober 2018, waktu setempat, mengungkapkan alamat email dan nomor telepon dari sekira 30 juta penggunanya diakses oleh hacker. Insiden ini sekaligus merupakan pelanggaran keamanan terbesar dalam sejarah perusahaan.
Dikutip dari CNN, Sabtu (13/10/2018), para penjahat siber itu mengakses lebih rinci data 14 juta pengguna dari total korban, termasuk area tempat tinggal, status hubungan, agama dan bagian dari sejarah pencarian mereka.
Advertisement
Baca Juga
Rincian informasi 14 juta pengguna yang diakses itu adalah username, jenis kelamin, lokal/bahasa, status hubungan, agama, kota asal, kota keberadaan, tanggal lahir, jenis perangkat untuk mengakses Facebook, pendidikan, pekerjaan, 10 tempat terakhir menggunakan fitur check-in atau yang di-tag, situs web, orang-orang atau Page yang diikuti, serta 15 pencarian terbaru.
Facebook akan mengirim pesan pemberitahuan kepada total 30 juta pengguna dalam beberapa hari ini, serta akan mengunggah informasi terkait di Help Center miliknya. Kasus peretasan ini berhubungan dengan sebelumnya, yakni 50 juta akun pengguna Facebook telah diretas. Ternyata setelah ditelusuri, jumlahnya lebih sedikit.
"Ternyata lebih sedikit orang yang terkena dampak daripada yang kami pikir. Dari 50 juta orang yang token aksesnya kami yakin terdampak, sekira 30 juta yang tokennya ternyata telah dicuri," jelas Vice President Facebook, Guy Rosen.
Menurut keterangan Rosen, Federal Bureau of Investigation (FBI) tengah menginvestigasi masalah peretasan ini. Berdasarkan permintaan FBI, pihak Facebook tidak bisa mendiskusikan tentang kemungkinan dalang serangan tersebut atau rincian lain yang kemungkinan akan membahayakan proses penyelidikan.
Pihak Facebook sejauh ini masih belum mengetahui sepenuhnya rincian tersebut, tapi tetap tidak mengesampingkan kemungkinan "serangkan berskala kecil" lainnya yang berkaitan dengan peretasan besar tersebut. Perusahaan akan terus menyelidiki serangan ini.
Tanggapan Regulator Irlandia
Facebook diatur oleh otoritas Irlandia disebabkan kantor pusatnya di Eropa berada di sana. Regulator Irlandia pun telah menanggapi pernyataan soal peretasan tersebut.
"Pemberitahuan dari Facebook ini penting karena media sosial itu telah mengonfirmasi jutaan data pribadi pengguna diambil oleh para pelaku serangan ini," tutur seorang juru bicara untuk regulator data Irlandia.
Serangan baru ini mendorong Facebook mengambil langkah yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Perusahaan mengeluarkan (log out) 50 juta akun pengguna yang sebelumnya terekspos, dan 40 juta pengguna lainnya sebagai tindakan pencegahan.
Diketahui sebelumnya, sebanyak 50 juta akun pengguna Facebook telah menjadi korban peretasan yang disebabkan celah atau bug dalam kode untuk fitur "View As".
Bug tersebut dimanfaatkan oleh hacker untuk mendapatkan token akses akun, yang digunakan untuk membuat para pengguna login ketika memasukkan username dan password.
Token yang dicuri dapat digunakan oleh hacker untuk membobol akun. Facebook sendiri telah mereset akses token semua pengguna yang terkena dampak.
(Din/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement