Liputan6.com, Jakarta - Pembesut smartphone mahal Vertu yang pada Juli 2017 dikabarkan bangkrut, dikabarkan akan kembali bangkit lagi.
Merek yang mulanya dimiliki oleh Nokia ini, kemudian berganti pemilik selama beberapa kali sebelum akhirnya gulung tikar.
Setelah ditutup sejak 2017, rupanya brand Vertu dijual ke pemilik baru yakni Baferton Ltd. Baferton merupakan sebuah perusahaan Turki yang bermarkas di Cyprus.
Advertisement
Baca Juga
Kini, si pemilik barunya dikabarkan menghidupkan kembali mereka Vertu.
Sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com dari Gizmochina, Selasa (16/11/2018), brand ini telah mengirimkan undangan untuk acara yang bakal digelar pada Rabu, 17 Oktober 2018.
Dalam undangannya, tidak disebutkan tentang jenis smartphone baru apa yang akan dirilis. Namun, Vertu menyebut peluncuran ini bersifat global dengan mengusung tagline "Live or Die".
Acara ini akan dimulai pada pukul 17.30 waktu Tiongkok, dan disertai dresscode yang harus dikenakan pada tamu.
Perkiraan Smartphone Vertu yang Bakal Dirilis
Smartphone Vertu tentu tidak akan menyimpang dari pendahulunya. Sehingga kemungkinan perangkat baru Vertu ini hadir dengan bodi dilapisi dengan kulit berkualitas tinggi, dihiasi permata, atau batu mulia buatan tangan di pabriknya di Inggris.
Tak lupa, jika hal tersebut benar, ponsel baru Vertu ini bakal memiliki label harga yang tinggi.
Â
Advertisement
Vertu Bangkrut Setahun Lalu
Sebelumnya pada Juli 2017, merek smartphone Vertu mengumumkan tak bisa bertahan lantaran perusahaan bangkrut.
Seperti dikutip dari The Verge, Jumat (14/7/2017), kebangkrutan Vertu disebabkan karena pemilik merek mewah asal Inggris ini gagal membayar utang.
Sekadar diketahui, total utang Vertu sebanyak 128 juta poundsterling (US$ 165 juta) atau sekitar Rp 2,1 triliun. Sementara, pemilik Vertu hanya mampu membayar 1,9 poundsterling (US$ 2,4 juta) atau sekitar Rp 32 miliar.
Untuk diketahui, pebisnis bernama Murat Hakan Uzan membeli Vertu pada Maret 2017. Uzan sebelumnya merupakan seorang pengusaha terkenal di Turki. Kini, Uzan tinggal di Paris dan disebut-sebut akan mempertahankan kepemilikan merek, teknologi, dan lisensi desain Vertu.
Laporan yang sama mengatakan, menurut orang terdekatnya, Uzan bersikeras menghidupkan kembali perusahaannya di masa depan. Kemungkinan besar aspek yang membuat Vertu unik bisa dikembalikan.
Berdasarkan laporan dari The Financial Times dan The Telegraph, proses manufaktur Vertu akan berhenti total dan membuat 200 orang kehilangan pekerjaan.
Mereka yang kehilangan pekerjaan di antaranya adalah tim pengrajin yang membesut smartphone Vertu menggunakan bahan kulit burung unta, emas, dan permata. Proses pembuatannya yang manual dengan tangan menjadikan smartphone mewah itu dijual dengan harga Rp 400 jutaan.
Vertu berdiri pada 1998 dan mulanya perusahaan ini adalah bagian dari Nokia. Vertu kemudian dijual pada 2012 kepada perusahaan pribadi EQT. Lalu, pada 2015 dijual kepada perusahaan Tiongkok Godin Holding. Uzan kemudian membeli Vertu dan di tangannya pula, Vertu mengalami kebangkrutan.
(Tin/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: