Sukses

Spesies Katak Terkecil Ada di Papua Nugini

Spesies katak tersebut bernama Aedophryne dekot dan Paedophryne verrucosa yang teryata tidak hanya termasuk sebagai spesies terkecil, tapi juga termasuk dalam kategori grup tetrapods atau hewan dengan empat kaki dan tulang belakang.

Liputan6.com, Hawaii: Sebuah studi terbaru yang dipublikasi lewat Jurnal ZooKeys, baru-baru ini, mengemukakan tentang penemuan spesies katak terkecil di Papua Nugini dengan ukuran 8-9 milimeter. Spesies katak tersebut bernama Aedophryne dekot dan Paedophryne verrucosa yang teryata tidak hanya termasuk sebagai spesies terkecil, tapi juga termasuk dalam kategori grup tetrapods atau hewan dengan empat kaki dan tulang belakang.

Keberadaan kedua spesies ini sebenarnya telah terungkap sejak 2002. Nama P. dekot berasal dari bahasa lokal, Daga, yang berarti "kecil sekali". Menurut ilmuwan yang menemukan spesies ini, Fred Kraus, banyak ditemukan di lereng barat Gunung Dayman sekitar 1.200 meter di bawah permukaan laut.

Sedangkan P. verrucosa diambil dari nama Latin yang artinya "penuh kutil" ini biasa ditemukan di lereng Gunung Suckling dekat daerah Gunung Dayman.

"Fenomena miniaturisasi ini banyak terjadi pada spesies katak di seluruh penjuru dunia," ujar Kraus dari Bishop Museum di Hawaii, Amerika Serikat. "Papua Nugini sepertinya sangat merepresentasikan spesies yang ada di tujuh genera ini. Kebanyakan dari genera kodok hanya diwakili dengan jumlah kecil.

Spesies katak yang baru ditemukan ini, sepertinya sudah tingkatan maksimal katak untuk bisa menjadi lebih kecil lagi. Ilmuwan mungkin menemukan spesies yang lebih kecil lagi di masa mendatang.

Empat spesies Paedophyrne dikenal mendiami sebagian daerah kecil di pegunungan tenggara Papua Nugini dan pulau-pulau lepas pantai. Sampai asam deoksiribonukleat (DNA) mereka dianalis, peneliti tidak dapat memastikan "kerabat" spesis kodok tersebut.(HAM/ANS/MSNBC/Reuters)
    Video Terkini