Liputan6.com, Jakarta - Sebuah studi terbaru dari Oxford University menunjukkan bahwa hampir seluruh aplikasi gratis di Google Play ternyata membagikan data penggunanya. Data itu diketahui dibagikan ke Alphabet, selaku perusahaan induk Google.
Studi ini pertama kali dipublikasikan di Financial Times. Dalam studi tersebut mengungkap hampir 90 persen aplikasi gratis di Play Store membagikan data penggunanya pada Alphabet.
Data tersebut lantas dipakai untuk keperluan pengiklan. Jadi, perusahaan dapat menampilkan iklan yang lebih tertarget kepada masing-masing pengguna.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari The Inquirer, Senin (29/10/2018), referensi data yang dikumpulkan terbilang banyak, mulai dari umur, lokasi hingga gender. Data itu lantas dikumpulkan bersama jenis aplikasi yang digunakan dan kebiasaan pengguna dengan aplikasi tersebut.
Namun, Google membantah studi tersebut. Dalam pernyataan kepada BBC, perusahaan mengomentari metodologi studi tersebut yang dianggap tidak sesuai.
Alasannya, studi itu mengikutsertakan fungsi biasa, seperti analisis laporan kerusakaan pengguna dan cara aplikasi berbagi data untuk menyelesaikan masalah tersebut
“Google dan Google Play memiliki aturan yang jelas mengenai cara pengembang dan aplikasi pihak ketiga mengumpulkan data. Jika ada yang melanggar, kami pastikan mengambil langkah tegas,” tutur perusahaan.
Kendati demikian, tidak sedikit pihak yang mempertanyakan transparansi Google dalam menangani data pengguna. Sebab, tidak dijelaskan peruntukan data-data tersebut dan alasannya.
Data Pengguna Android Ternyata Lebih Banyak Disedot Ketimbang iOS
Sebelumnya, studi serupa juga pernah dilakukan oleh Profesor Douglas Schimdt dari Vanderbilt University.
Berdasarkan studi yang dilakukannya, ternyata perangkat Android yang berada dalam keadaan diam (idle) ternyata masih 'menyedot' lebih banyak data ketimbang iPhone pada kondisi yang sama.
Dikutip dari Phone Arena, perbandingan data yang dikirimkan perangkat Android mencapai 10 kali lebih banyak.
Menurut Profesor Schmidt, perangkat Android yang berada dalam keadaan diam masih menjalankan browser Chrome di background.
Aplikasi itu lantas mengirimkan data lokasi ke Google sebanyak 340 kali dalam waktu 24 jam, atau 14 kali untuk tiap jamnya.
Kondisi berbeda ditemukan di iPhone yang berada dalam kondisi tidak aktif. Aplikasi browser Safari dalam kondisi iPhone diam hanya mengirimkan 50 kali data ke Google.
Browser itu diketahui hanya mengirimkan data dalam jumlah banyak jika perangkat digunakan secara aktif.
Advertisement
Data yang Dikumpulkan Google
Informasi lain yang diungkapkan adalah jumlah data Android yang dikirimkan ke Google mencapai 4,4MB, enam kali lebih banyak dari perangkat iPhone ke server Google setiap hari.
Temuan lain yang cukup mengagetkan adalah kebanyakan pengumpulan data ini dilakukan saat penguna tidak langsung memakai perangkatnya.
Tak hanya itu, Google juga dapat mencocokkan data anonim dengan data dari perangkat Android untuk membuat profil yang lebih akurat.
Pembahasan lain dalam makalah ini salah satunya adalah cara Google mengumpulkan informasi pengguna untuk mengetahui minat seseorang.
Cara ini digunakan perusahaan untuk menampikan iklan khusus yang sesuai.
Raksasa internet itu juga memeriksa kordinat lokasi pengguna pada interval waktu tertentu, untuk menentukan metode yang digunakan untuk berpindah, apakah berjalan, berlari, atau memakai kendaraan.
(Dam/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: