Sukses

iPhone 2019 Bakal Turun Harga, Apa Penyebabnya?

Menurut analis Apple papan atas yakni Ming-Chi Kuo, iPhone yang rilis pada 2019 nanti akan mengusung teknologi antena yang sedikit berbeda.

Liputan6.com, Jakarta - iPhone merupakan salah satu smartphone termahal yang ada di dunia untuk saat ini. Ketika masuk Indonesia, iPhone XS Max saja harganya bisa menyentuh angka Rp 28 juta.

Namun, tradisi harga meroket dari iPhone diharapkan tidak berlanjut di tahun mendatang.

Pasalnya, menurut analis Apple papan atas yakni Ming-Chi Kuo, iPhone yang rilis pada 2019 nanti akan mengusung teknologi antena yang sedikit berbeda.

Pada 2018, tiga buah iPhone besutan Apple yakni iPhone XS, XS Max, dan XR, semuanya menggunakan enam buah antena berbasis Liquid Crystal Polymer atau LCP.

Menurut Kuo, di 2019, antena LCP hanya digunakan dua buah, sementara 4 buah lagi menggunakan teknologi Modified Polymide atau MPI.

Sang analis menyebut bahwa pergantian material antena dari LCP memiliki alasan kuat.

Pertama, LCP cukup sulit diproduksi dan rapuh. Kedua, LCP memiliki biaya produksi yang cukup mahal. Sebaliknya, antena berbasis MPI lebih mudah diproduksi dengan tingkat keberhasilan yang tinggi.

Dengan ini, Apple bisa menambah rekanan pemasok dengan negosiasi harga yang bisa lebih murah. Hal ini juga bisa membuat biaya produksi bisa turun dan harga iPhone bisa lebih murah.

2 dari 3 halaman

iPhone XR Diprediksi Lebih Laris Ketimbang iPhone 8

Apple sendiri sudah menggelar penjualan perdana iPhone XR pada Jumat (26/10/2018).

Analis Guggenheim Securities, Robert Cihra, memprediksi iPhone XR akan berkontribusi untuk total penjualan smartphone Apple, tetapi di sisi lain juga memberikan dampak negatif terhadap rata-rata harga jual (ASP) iPhone.

Dikutip dari Phone Arena, Selasa (23/10/2018), Cihra menilai peluncuran iPhone 2018 dengan harga paling terjangkau itu akan memengaruhi ASP iPhone.

Pada tahun lalu, Apple menghadirkan iPhone X dengan harga tinggi, sehingga ASP iPhone menjadi di atas US$ 700 naik dari US$ 651 pada 2016.

Menurut Cihra, pertumbuhan ASP tidak akan terjadi pada tahun fiskal 2019 disebabkan harga jual iPhone XR yang mulai dari US$ 749.

Hal ini dinilai sebagai penurunan ASP. Gabungan harga rendah dengan berbagai fitur menarik diprediksi akan membuatnya menarik penjualan iPhone XS dan XS Max, yang jauh lebih mahal.

Kendati demikian, katanya, iPhone XR kemungkinan akan menarik para pelaku bisnis untuk mengganti iPhone lama mereka.

Ia memperkirakan, penjualan iPhone XR akan 50 persen lebih banyak daripada iPhone 8 yang dirilis tahun lalu.

Apple telah mulai menggelar pre-order iPhone XR pada Jumat (19/10/2018). Harga jualnya mulai dari US$ 749 dan paling mahal US$ 899.

3 dari 3 halaman

Mitra Penyuplai Apple Khawatirkan Peluang Kesuksesan iPhone XR

Para mitra penyuplai Apple dilaporkan mengkhawatirkan peluang kesuksesan iPhone XR.

Mereka khawatir pesanan iPhone XR akan melemah dalam waktu singkat. Jika hal itu sampai terjadi, maka Apple akan mengurangi pesanan material iPhone XR kepada para penyuplai tersebut.

Jika iPhone XR gagal mendorong penjualan iPhone, tidak hanya Apple, tapi hal tersebut akan berdampak pada penghasilan para mitranya. TSMC, misalnya, kemungkinan akan mengumuman pendapatan lebih rendah dari ekspektasi pada kuartal IV 2018.

Seperti diketahui TSMC memproduksi chip A12 untuk iPhone 2018, dan juga telah dipilih sebagai manufaktur eksklusif A13 untuk iPhone 2019.

Selain itu, Largan Precision yang membuat lensa kamera, diprediksi akan membukukan penurunan pengapalan pada Oktober dan lebih rendah lagi pada November 2018. Estimasi untuk Desember masih belum jelas.

iPhone XR merupakan iPhone baru dengan harga paling murah pada tahun ini. Harga jualnya mulai dari US$ 749 di Amerika Serikat (AS), dan pengapalannya di berbagai negara akan digelar pada 26 Oktober 2018.

Reporter: Indra Cahya

Sumber: Merdeka.com

(Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: