Sukses

Pola Pikir Jadi Faktor Penting untuk Transformasi Digital

Menkominfo Rudiantara menilai pola pikir sebagai faktor utama dalam transformasi industri di era digital.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, menilai pola pikir sebagai faktor utama dalam transformasi industri di era digital. Hal ini berbeda dengan anggapan kebanyakan orang, yang menilai adopsi teknologi sebagai faktor utama.

"Bukan teknologi yang menjadi patokan kita ber[transformasi]( 3688053 ""). Yang mengubah kita adalah pola pikir, setelah mau berubah baru kita cari tools-nya, dan teknologi sebagai salah satu opsi. Dewanya adalah bagaimana pemikiran kita dalam mengubah proses bisnis. Berubah pikiran, berubah proses, berubah cara," jelas Rudiantara seperti dikutip dari laman resmi Kemkominfo, Kamis (15/11/2018).

Rudiantara mengatakan, perubahan pola pikir harus disertai dengan kemampuan melihat lebih jauh ke depan. Hal ini disampaikannya di hadapan para pembicara dan peserta konferensi yang didominasi oleh pelaku industri e-commerce, startup, investor, dan inkubator startup.

"Yang menang adalah kalau pikiran kita selalu ahead of the curve, bukan cuma adopsi teknologinya. Nadiem (CEO Go-Jek) membuat Go-Jek bukan karena teknologinya, dia melihat ruang bisnis perubahan kalau ojek bisa bergerak bisa di call, produktivitasnya akan naik, income-nya akan naik. Inilah yang kita butuhkan, business process transformation," tuturnya.

Ia pun mengungkapkan, langkah-langkah yang diambil pemerintah dalam mendorong dan mengakselerasi pertumbuhan industri di dunia digital. Salah satunya dengan program Digital Talent.

Berdasarkan McKinsey Report, kata Rudiantara, setiap tahunnya hingga 2015, Indonesia membutuhkan setidaknya 300 ribu-500 ribu talenta digital. Berdasarkan kebutuhan besar tersebut, pemerintah bekerja sama dengan Microsoft, Cisco, dan Google, untuk menciptakan 20 ribu talenta digital.

"Tahun 2018 dianggap sebagai pilot projectnya, targetnya 1000 talent dari September sampai Desember ini. Pesertanya bisa lulusan SMK, sekolah vokasi, D3 dan S1 latar belakang apapun," kata pria yang akrab disapa Chief RA tersebut.

 

2 dari 2 halaman

Startup Decacorn

Lebih lanjut, Rudiantara mengatakan pemerintah menargetkan tahun depan setidaknya ada salah satu dari empat startup unicorn meraih status decacorn. Istilah decacorn merujuk pada perusahaan dengan valuasi lebih dari US$ 10 miliar.

"Indonesia sudah dilirik di peta digital dunia. Kita punya 4 unicorn. Kita terus dorong, targetnya tahun depan ada yang jadi decacorn, yang valuasinya setidaknya US$ 10 miliar. Saya yakin tahun depan pasti satu jadi decacorn," ungkapnya.

Ia pun menekankan pelaku usaha dan pemerintah harus terus menyiapkan langkah ke depan.

"Harus dipikirkan lagi apa yang harus disiapkan 10 tahun ke depan, legacy apa yang pemerintah harus siapkan untuk nanti. Dengan harapan pastinya Indonesia akan jadi lebih baik," tegasnya.

(Din/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: