Sukses

Google Tendang 13 Gim Jahat di Play Store

13 aplikasi abal-abal itu telah dipasang lebih dari 580 ribu kali. Bahkan, dua di antaranya cukup populer.

Liputan6.com, Jakarta - Google menghapus 13 gim dari Google Play Store setelah peneliti keamanan ESET, Lukas Stefanko, menemukan ada sejumlah aplikasi yang memasang malware di perangkat Android. Stefanko mengungkapkan tentang isu tersebut melalui Twitter.

Dilansir Phone Arena, Jumat (23/11/2018), 13 aplikasi abal-abal itu telah dipasang lebih dari 580 ribu kali. Bahkan, dua di antaranya cukup populer.

Pengguna yang menjadi korban berpikir bahwa yang mereka unduh adalah gim loading car dan truck driving. Sejauh ini belum diketahui tujuan dari malware tersebut.

Malware tersebut memiliki "akses penuh" ke trafik jaringan ponsel atau tablet Android. Hal ini membuat malware itu bisa mencuri rahasia pribadi dari perangkat Android.

Belasan gim palsu itu berasal dari developer yang sama, Luiz O Pinto. Stefanko berhasil melacak domain yang menyebarkan malware tersebut, dan hasilnya merujuk pada seorang developer di Istanbul bernama Mert Ozet. Sejauh ini Ozet belum memberikan repons.

Google cukup sering membersihkan Play Store dari aplikasi berbahaya. Pada tahun lalu, perusahaan menghapus 700 ribu aplikasi berbahaya.

Mengingat penjahat siber selalu memanfaatkan peluang untuk melancarkan aksinya, termasuk melalui aplikasi, maka pengguna sebaiknya lebih berhati-hati. Pengguna harus lebih waspada, terutama terhadap aplikasi-aplikasi dari developer tidak dikenal.

 

2 dari 2 halaman

Peneliti: Ada 3,2 Juta Aplikasi Jahat di Android

Aplikasi yang menyamar sebagai malware di Play Store sebenarnya bukan lagi kabar baru. Sedikitnya, 3,2 juta aplikasi jahat ditemukan di platform Android hingga akhir kuartal ketiga 2018. Informasi ini didasarkan pada riset yang dipublikasikan oleh tim peneliti G Data.

Jumlah aplikasi jahat yang ditemukan meningkat 40 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Kejahatan siber terus meningkat dan kini lebih fokus ke perangkat mobile, terutama yang menggunakan OS Android," jelas G Data dalam laporannya.

Alasan penjahat siber kerap menyerang perangkat Android karena popularitasnya sebagai OS yang paling banyak digunakan smartphone di dunia.

G Data juga menyebut, rata-rata sekira 11.700 sampel malware Android ditemukan setiap harinya. Hal ini membuat tingkat ancaman untuk platform Android meningkat tajam.

(Din/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini