Sukses

Implementasi Solusi Manajemen Database dalam Industri dan Layanan Publik

Penerapan SPBE atau e-government tak lepas dari perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di era transformasi digital baru yang membuka peluang inovasi TIK dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Liputan6.com, Jakarta - Universitas Gunadarma dan APTIKOM bekerjasama dengan PT. Equnix Business Solution dalam mengadakan seminar bertajuk “PostgreSQL Rocks Indonesia”.

Seminar menyoroti beberapa pembahasan terkait Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), dimana terdapat pengaturan pemanfaatan aplikasi umum berbagi pakai dan penggunaan kode sumber terbuka (open source) dalam pembangunannya.

Software database PostgreSQL diharapkan mampu memberikan kemandirian dan efektivitas biaya dalam pembangunan SPBE.

Penerapan SPBE atau e-government tak lepas dari perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di era transformasi digital baru yang membuka peluang inovasi TIK dalam penyelenggaraan pemerintahan.

“Penerapan SPBE atau e-government membuka peluang mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang inovatif dan akuntabel serta meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan publik kepada masyarakat luas,” kata Dr. Eng. Imam Machdi, M.T., Asisten Deputi Perumusan Kebijakan dan Koordinasi Pelaksanaan Sistem Administrasi Pemerintahan dan Penerapan SPBE, Kementerian PANRB.

Di antara teknologi masa depan yang mendorong penerapan SPBE adalah cloud computing yang merupakan teknologi layanan berbagi pakai.

Teknologi layanan berbagi pakai tersebut, bisa diakses melalui internet untuk memberikan layanan data, aplikasi, dan infrastruktur kepada pengguna di mana pun dan kapan pun. Teknologi ini memberikan efektifitas dan efisiensi yang tinggi untuk melakukan integrasi TIK ke dalam penerapan SPBE guna menghasilkan sistem administrasi pemerintahan dan pelayanan publik yang lebih cepat, lebih baik, dan lebih efisien.

“Dukungan teknologi layanan berbagi pakai akan mendorong kinerja administrasi pemerintah yang semakin kolaboratif, mobile, serta kian kompetitif,” kata Eko K. Budiardjo dari Ikatan Profesi Komputer dan Informatikan Indonesia (IPKIN).

Efisiensi biaya memang menjadi salah satu kendala penerapan SPBE karena belum adanya tata kelola SPBE yang terpadu secara nasional.

Menurut hasil kajian Dewan TIK Nasional pada 2016, total belanja TIK pemerintah untuk software dan hardware pada 2014–2016 mencapai lebih dari Rp. 12,7 triliun atau rata-rata Rp. 4,23 triliun per tahun dengan tren yang terus meningkat.

 

2 dari 3 halaman

Duplikasi Anggaran Belanja TIK

Kajian tersebut juga menemukan bahwa 65 persen dari belanja aplikasi atau software termasuk lisensi software, digunakan untuk membangun aplikasi sejenis antar instansi pemerintah.

Hal ini  mengindikasikan kurangnya koordinasi antar instansi pemerintah di dalam pengembangan SPBE sehingga terjadi duplikasi anggaran belanja TIK secara nasional. 

Menghadapi pesatnya ekspansi TIK dan data dalam penerapan SPBE, tentunya menjadi salah satu faktor pertimbangan penting.

Maka dari itu, solusi software Open Source menjadi pilihan yang masuk akal untuk mendukung tujuan efisiensi biaya, termasuk di dalamnya software database dalam infrastruktur SPBE.

PostgreSQL sebagai Open Source Database Management Systems (OSDBMS) telah menjadi sebuah pilihan utama sistem database kelas perusahaan dan bahkan menjadi alternatif kuat dari solusi sistem database komersial berbayar. 

“Kendala dalam pengadopsian teknologi memang selalu ada karena menjadi bagian dari proses perubahan. Seminar ini diharapkan mampu memberikan gambaran tentang perkembangan TIK dalam penerapan SPBE serta software open source sebagai solusi alternatif yang efisien biaya,” kata Dr. Rer. Nat. I Made Wiryana, SSi, SKom, MSc, Dosen pengajar di Universitas Gunadarma.

Ia menambahkan, kehadiran PP No. 95 2018 patut diapresiasi karena bisa membantu mengurangi kolusi, korupsi, dan nepotisme berkat penerapan sistem pelayanan berbasis elektronik.

 

3 dari 3 halaman

Alternatif Penerapan SPBE

Software berbasis Open Source juga menjadi alternatif menarik dalam penerapan SPBE yang diwujudkan oleh pemerintah RI, dibandingkan dengan software komersial berlisensi karena menawarkan kemandirian dan penghematan biaya.

“Pasar Indonesia kini lebih membuka diri terhadap platform dan solusi database open source dalam perusahaan yang merupakan peluang bagus untuk produk database open source seperti PostgreSQL,” kata Julyanto Sutandang, CEO PT. Equnix Business Solutions. 

“PostgreSQL  menghadirkan performa RDMS tinggi yang juga kian menguntungkan bagi perusahaan,” lanjut Julyanto.

 Teknologi layanan berbagi pakai (cloud computing) dan PostgreSQL menjadi perpaduan sempurna untuk mendapatkan efisiensi biaya infrastruktur TIK dalem penerapan SPBE, baik menggunakan model database cloud tradisional maupun database as a service (DBaaS), database yang tersedia di cloud menawarkan banyak keuntungan.

Selain mampu mengurangi infrastruktur fisik seperti server, database berbasis cloud lebih mudah di-setup dan dikelola.

Para pengembang bisa fokus pada bagian inti aplikasi dan tidak perlu mengelola dan merawat server. Aplikasi juga bisa lebih cepat disebarkan kepada para pengguna. 

Pengoptimalan PostgreSQL juga memungkinkannya menangani data berukuran masif (Big Data) dari SPBE saat melayani publik tanah air.

Salah satu  pendekatan yang digunakan untuk mendongkrak performa PosgtreSQL adalah penggunaan Graphic Processing Unit (GPU) untuk memproses data hingga skala kapasitas terabyte.

“Banyak yang menganggap itu tugas Hadoop, bukan RDBMS, namun evolusi hardware memungkinkannya memproses data dengan kecepatan hingga 10 GB/detik,” kata Kaigai Kohei, pendiri HeteroDB.

Ia juga menambahkan bahwa kunci performa ada pada teknologi SSD-to-GPU direct SQL yang membuat perangkat pintar NVME-SSD seolah memahami beban kerja SQL.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: