Liputan6.com, Jakarta - Jejaring sosial profesional LinkedIn diprotes oleh Ireland's Data Protection Commissioner (DPC). Pasalnya, LinkedIn dinilai telah menyalahi aturan perlindungan privasi data GDPR yang diimplementasikan di Eropa.
LinkedIn disebut-sebut telah menggunakan email milik 18 juta orang yang bukan merupakan pengguna, untuk keperluan iklan tertarget di Facebook.
Mengutip laman The Verge, Selasa (27/11/2018), pelanggaran ini terkait upaya LinkedIn dalam mengembangkan basis penggunanya.
Advertisement
Baca Juga
"LinkedIn memproses 18 juta alamat email non-pengguna agar pemilik email tersebut menjadi pengguna LinkedIn melalui layanan iklan tertarget di Facebook," demikian bunyi laporan Tech Crunch.
Dalam laporan yang sama, disebutkan banyak perusahaan memindahkan operasi pemrosesan data mereka ke Irlandia sebelum diterapkannya peraturan privasi data Eropa yang baru.
"Keluhan ini akhirnya diselesaikan secara damai. LinkedIn pun telah menghentikan praktik-praktik tersebut," kata DPC.
Namun demikian DPC khawatir dengan isu-isu sistemik baru yang lebih luas saat diidentifikasi. Kemudian, DPC pun melakukan audit kedua untuk melihat apakah LinkedIn memiliki keamanan teknis dan tindakan organisasi yang cukup.
Â
Minta LinkedIn Tak Pakai Email Pengguna
Hasilnya, ditemukan kalau LinkedIn melakukan pra-komputasi tiap jaringan profesional yang disarankan untuk para calon anggota LinkedIn.
DPC juga memerintahkan agar LinkedIn menghapus dan menghentikan penggunaan email non-pengguna untuk iklan tertarget di Facebook, terutama untuk kasus sebelum Mei 2018.
Dalam pernyataannya, LinkedIn menyebut, pihaknya mau bekerja sama dengan pihak investigator dan mengikuti prosedur dan proses yang ada.
Advertisement
LinkedIn Minta Maaf
"Kami menghargai investigasi DPC pada 2017 atas keluhan tentang kampanye iklan. Kami bekerja sama sepenuhnya," kata Kepala Privasi EMEA untuk LinkedIn Denis Kelleher.
"Sayangnya, proses dan prosedur yang kuat yang kami miliki tidak diikuti, untuk itu kami memohon maaf. Kami telah mengambil tindakan yang tepat dan meningkatkan cara kerja kami," katanya.
LinkedIn, kata Kelleher, berupaya memastikan hal tersebut tidak terjadi lagi.
"Selama audit, kami juga mengidentifikasi satu area, di mana kami bisa meningkatkan privasi data untuk non-anggota dan kami secara sukarela mengubah praktik kami sebagai hasilnya," tuturnya.
(Tin/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: