Sukses

Indonesia Diprediksi Jadi Ekonomi Digital Terbesar di Asia Tenggara 2025

Nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai US$ 100 miliar atau setara Rp 1.449 triliun dengan pertumbuhan Compounded Annual Growth Rate (CAGR) tercepat sejak 2015.

Liputan6.com, Jakarta - Google dan Temasek dalam laporan e-Conomy SEA 2018, memprediksi Indonesia akan menjadi negara dengan nilai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2025.

Nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai US$ 100 miliar atau setara Rp 1.449 triliun (asumsi kursi Rp 14.4494 per US$ 1) dengan pertumbuhan Compounded Annual Growth Rate (CAGR) tercepat sejak 2015.

Managing Director Google Indonesia, Randy Jusuf, mengungkapkan Indonesia sejauh ini memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi digital tercepat sejak 2015 dibandingkan lima negara lain di Asia Tenggara yakni Malayisia, Filipina, Singaputa, Thailand, dan Vietnam.

Ia pun meyakini pertumbuhan ekonomi digital Indonesia akan semakin tinggi di masa depan.

"Indonesia paling besar tingkat pertumbuhannya. Kami memperkirakan ke depan akan semakin besar dan akan kian tinggi," tutur Randy saat ditemui di kantor Google, Jakarta (27/11/2018).

Secara keseluruhan, nilai ekonomi digital Asia Tenggara secara Gross Merchandise Value (GMV) pada tahun ini diprediksi mencapai angka US$ 72 miliar atau setara Rp 1.043 triliun.

Jumlahnya naik cukup besar dari US$ 50 miliar atau setara Rp 724, 7 triliun pada tahun lalu. Indonesia sendiri diprediksi menyumbang US$ 27 miliar atau setara Rp 391 triliun untuk ekonomi digital di Asia Tenggara pada tahun ini.

Managing Director, Google Indonesia, Randy Jusuf dan  Head of Strategy and Insights Google, Samuele Saini. Liputan6.com/ Andina Librianty

Pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara diyakini akan terus terjadi, setidaknya sampai 2025 diperkirakan mencapai US$ 240 miliar atau setara 3.478 triliun, dengan kontribusi dari Indonesia hampir setengahnya yakni sekira US$ 100 miliar.

Ekonomi digital Asia Tenggara diprediksi akan menyumbang 2,8 persen untuk Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun ini, dan akan menjadi 8 persen pada 2025.

Asia Tenggara saat ini masih di belakang Amerika Serikat (AS) yang eknomi digitalnya sudah menyumbang 6,5 persen untuk PDB pada 2016. Namun, Google dan Temasek menyebut jaraknya akan semakin sempit.

 

2 dari 2 halaman

Basis Pengguna Internet Kuat

Kantor pusat Google di Mountain View. Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza

Kian melajutnya pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, didorong oleh penggunaan internet yang kian kuat. Pengguna internet di Asia Tenggara dikenal sebagai yang paling terhubung di dunia.

Terdapat lebih dari 350 juta pengguna internet di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Jumlahnya naik cukup besar dari 90 juta pada 2015.

Berdasarkan penelitian dari Hootsuite, pengguna internet di Thailand menghabiskan hampir lima jam sehari menggunakan internet mobile. Indonesia sendiri, disebut menempati posisi ketiga pengguna internet mobile terbesar.

Indonesia saat ini memiliki 150 juta pengguna internet dengan 94 persen di antaranya mengakses melalui perangkat mobile. Salah satu pendorong pertumbuhan internet mobile adalah harga kuota internet yang semakin kian murah.

Bagi kebanyakan masyarakat di Asia Tenggara, smartphone merupakan perangkat perangkat utama untuk mengakses informasi, media sosial, aplikasi pesan, musik, dan hiburan video.

Tidak hanya untuk hiburan, smartphone pun digunakan untuk meningkatkan produktivitas, seperti mengirim email, dan menggunakan layanan transportasi. Hal ini pun berlaku di Asia.

"Penggunaan internet di Indonesia sangat besar, bahkan merupakan negara dengan penggunaan internet mobile terbesar nomor tiga. Thailand dan Brasil menempati posisi pertama dan kedua," ungkap Randy.

(Din/Ysl)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: