Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan teknologi tidak lantas membuat malware hilang begitu saja, karena para penjahat siber selalu mencari celah melancarkan serangannya.
Perusahaan software keamanan, McAfee, pun memperingatkan para pengguna perangkat pintar, termasuk smart home alias rumah pintar, tentang ancaman serangan malware.
Dilansir Ubergizmo, Minggu (2/12/2018), McAfee mengatakan kita akan melihat lebih banyak malware canggih yang menargetkan rumah pintar pada tahun depan.
Advertisement
Malware ini diprediksi sebagian besarnya berasal dari perangkat seluler yang digunakan untuk mengontrol berbagai gadget pintar.
Baca Juga
Rumah pintar merupakan sebutan bagi rumah yang memiliki sistem otomatisasi untuk mengontrol berbagai hal menggunakan internet, seperti lampu, sistem hiburan, dan beragam peralatan.
Hal ini juga termasuk sistem keamanan rumah, seperti kontrol akses dan sistem alarm. Rumah pintar merupakan bagian dari Internet of Things (IoT).
"Pembuat malware akan memanfaatkan ponsel dan tablet yang sudah dipercaya sebagai pengendali, untuk mencoba mengambil alih perangkat IoT dengan cara meretas password dan mengkesploitasi kerentanan," ungkap McAfee dalam keterangannya.
McAfee menjelaskan, serangan malware ini tidak akan tampak mencurigakan karena trafik jaringan berasal dari perangkat terpercaya.
"Tingkat keberhasilan serangan akan meningkat, dan rute serangan akan dulit diidentifikasi," jelas McAfee.
Laporan tentang kerentanan di perangkat pintar bukan kali ini saja muncul. Kerentanan keamanan yang ditemukan di perangkat pintar disebutkan karena ada perbedaan metode keamanan yang digunakan.
Google Tendang 13 Gim Jahat di Play Store
Bicara soal malware, Google menghapus 13 gim dari Google Play Store setelah peneliti keamanan ESET, Lukas Stefanko, menemukan ada sejumlah aplikasi yang memasang software jahat tersebut di perangkat Android. Stefanko mengungkapkan tentang isu tersebut melalui Twitter.
Belasan aplikasi abal-abal itu telah dipasang lebih dari 580 ribu kali. Bahkan, dua di antaranya cukup populer.
Pengguna yang menjadi korban berpikir bahwa yang mereka unduh adalah gim loading car dan truck driving. Sejauh ini belum diketahui tujuan dari malware tersebut.
Malware tersebut memiliki "akses penuh" ke trafik jaringan ponsel atau tablet Android. Hal ini membuat malware itu bisa mencuri rahasia pribadi dari perangkat Android.
Belasan gim palsu itu berasal dari developer yang sama, Luiz O Pinto. Stefanko berhasil melacak domain yang menyebarkan malware tersebut, dan hasilnya merujuk pada seorang developer di Istanbul bernama Mert Ozet.
Google cukup sering membersihkan Play Store dari aplikasi berbahaya. Pada tahun lalu, perusahaan menghapus 700 ribu aplikasi berbahaya.
Mengingat penjahat siber selalu memanfaatkan peluang untuk melancarkan aksinya, termasuk melalui aplikasi, maka pengguna sebaiknya lebih berhati-hati. Pengguna harus lebih waspada, terutama terhadap aplikasi-aplikasi dari developer tidak dikenal.
(Din/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement