Liputan6.com, Jakarta - Posisi Apple sebagai perusahaan paling mahal di dunia akhirnya digantikan oleh Microsoft.
Setelah sebelumnya sempat membalap Apple, tetapi akhirnya kembali disalip, Microsoft kini benar-benar telah melampaui posisi Apple dengan nilai market cap mencapai US$ 851 miliar.
Advertisement
Baca Juga
Sekadar diketahui, meskipun nilainya tinggi, kedua perusahaan teknologi ini nilainya di bawah US$ 1 triliun. Padahal pada awal tahun ini, Apple dan Amazon telah mencapai nilai US$ 1 triliun.
Mengutip laman CNN, Minggu (2/12/2018), Apple pertama kali melampaui Microsoft menjadi perusahaan paling mahal pada 2010. Kala itu, produk-produk konsumer milik Apple mulai laris di pasaran.
Kini, Microsoft terus bangkit mengejar ketertinggalannya dari Apple. Tidak lagi fokus pada konsumen perorangan, tetapi konsumen enterprise alias bisnis.
Di bawah CEO Satya Nadella, Microsoft selama bertahun-tahun ini fokus pada bisnis cloud computing.
Di bidang tersebut, Microsoft bersaing dengan Amazon--dengan AWS--menjadi pemain besar. Penjualan layanan cloud computing-nya kini mencapai US$ 100 miliar.
Saham Apple Malah Anjlok
Pada sisi lain, nilai saham Apple tengah anjlok. Terlebih, permintaan akan iPhone terbaru dilaporkan terus mengalami penurunan.
Ada pula kekhawatiran bahwa harga iPhone bakal lebih mahal dipicu oleh kenaikan tarif impor dari Tiongkok yang diucapkan Trump.
Sementara itu, Microsoft dengan bisnis cloud computing-nya tak perlu khawatir dengan pasar smartphone dan penerapan tarif impor seperti Apple.
Tidak hanya itu, Microsoft juga tak perlu bergumul dengan masalah privasi data pengguna seperti halnya Google dan Facebook.
"Langkah besar Microsoft telah dibuat dengan bisnis cloud yang lebih berfokus ke enterprise. Hal inilah yang membuat nilai sahamnya mengungguli perusahaan teknologi lainnya," tuturnya.
Advertisement
Balapan Jadi Perusahaan Paling Mahal
Sebelumnya, Microsoft dan Apple terus berlomba-lomba menjadi perusahaan dengan nilai paling tinggi di dunia.
Pasalnya beberapa waktu lalu, Apple menjadi perusahaan AS pertama yang nilai valuasinya menyentuh angka US$ 1 triliun. Saat itu nilai valuasi Microsoft sedikit di bawah Apple, yakni US$ 825 miliar.
Microsoft sempat mengambil posisi Apple sebagai perusahaan paling mahal di AS. Namun, perebutan posisi sebagai perusahaan paling mahal di AS ini tak berlangsung lama.
Mengutip laman Phone Arena, Rabu (28/11/2018), pada akhir penutupan bursa AS, lagi-lagi Apple kembali menyalip posisi Microsoft sebagai perusahaan paling mahal.
Sekadar informasi, selama tiga bulan terakhir, nilai saham Microsoft turun dari USD 109,60 per saham menjadi USD 106,47. Namun, penurunan 2,9 persen ini telah juga sebanding dengan penurunan harga saham Apple yang terjun dari USD 217,94 ke 174,62 (turun 19,9 persen) selama periode yang sama.
Investor pun khawatir, penjualan iPhone yang lebih lambat dari harapan. Hal ini pula yang kemudian membuat jumlah orderan iPhone 2018 turun.
Sebenarnya bukan hanya Apple yang tengah mengalami pelambatan. Perusahaan AS lainnya, yakni Amazon, nilai sahamnya juga turun 18 persen selama tiga bulan terakhir. Penurunan nilai saham itu dari USD 1.927,68 menjadi USD 1.581,33 per lembar saham.
Hal ini sebenarnya memperlihatkan bahwa nilai saham perusahaan manapun bisa turun atau naik kembali.
Sebagai gambaran, pada 9 Januari 2007 nilai saham Apple ditutup pada USD 13,22. Padahal hari itu pula Steve Jobs memperkenalkan iPhone, sebuah produk yang kini mendongkrak nilai saham Apple naik berkali-kali lipat dibanding saat pertama kali perusahaan merilisnya.
(Tin/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: