Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, peneliti keamanan menemukan sekumpulan aplikasi Android berkemampuan 'memaksa' pengguna mengeklik iklan.
Luar biasanya, secara kolektif 22 aplikasi berbahaya tersebut sudah diunduh dari Google Play Store lebih dari 2 juta kali.
Artikel di atas, menjadi artikel terpopuler kanal Tekno Liputan6.com edisi akhir pekan, Sabtu (9/12/2018).
Advertisement
Selain artikel tersebut, ada dua artikel lain yang tak kalah hits, di antaranya seperti tujuh (7) smartphone dengan layar paling lebar pada 2018, dan media Tiongkok yang mengecam tindakan Amerika Serikat (AS) soal penangkapan putri pendiri Huawei.
Untuk lebih lengkap, kamu bisa simak ketiga berita tersebut berikut ini.
1. Google Hapus 22 Aplikasi Android Berbahaya yang Sedot Daya Baterai
Malware yang tersimpan di dalam aplikasi itu juga memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perangkat Android, dan aktif terus-menerus di background sehingga akhirnya menguras baterai smartphone.
Berdasarkan laporan yang dirangkum oleh perusahaan antivirus Sophos, Sabtu (8/12/2018), 22 aplikasi Android itu berisikan malware yang perusahaan sebut "Andr/ Clickr-ad."
Dirilis oleh berbagai pengembang kecil, Sophos mengatakan, Google sudah menghapus seluruh aplikasi yang disebutkan dari Play Store pada akhir November 2018.
2. 7 Smartphone dengan Layar Paling Lebar di 2018
Vendor smartphone kini selalu menggunakan layar lebar untuk promosi mereka. Tak heran, banyak vendor berlomba-lomba merilis perangkat dengan layar yang sangat lebar.
Sekadar diketahui, beberapa waktu lalu, smartphone dengan layar yang luasnya di atas 5,5 inci disebut sebagai phablet. Namun kini, sudah umum smartphone punya layar yang besar.
Bicara fungsionalitas, smartphone dengan layar lebar memang banyak manfaatnya, terutama kalau kamu sering memakai perangkat untuk keperluan entertainment.
3. Soal Penangkapan Putri Pendiri Huawei, Media Tiongkok Kecam Tindakan AS
Media Tiongkok mengecam Amerika Serikat (AS) atas penangkapan putri pendiri Huawei, Meng Wanzhou.
Hal tersebut memicu reaksi keras dari sejumlah media Tiongkok, dengan mengatakan tindakan itu sebagai bentuk "hooliganisme."
Mereka juga menilai penangkapan tersebut sebagai aksi tekanan terhadap Huawei, yang nantinya akan menjadi insiden diplomatik besar.
Hooliganisme adalah perilaku mengganggu atau melanggar hukum seperti kerusuhan, bullying, dan vandalisme.
Dikutip dari The Guardian, Sabtu (8/12/2018), China Daily dalam laporannya, menyebutkan penangkapan Wanzhou tampaknya merupakan bagian dari upaya AS menekan Huawei.
(Jek/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Â