Liputan6.com, Jakarta - Google akan menutup jejaring sosial Google Plus pada April 2019. Rencana penutupan Google Plus ini dilakukan setelah perusahaan menemukan adanya bug yang membocorkan informasi pribadi pengguna ke pengembang software.
Padahal sebelum bug ini ditemukan dan korban 52,5 juta data pengguna terpapar, Google berencana menutup Google Plus pada Agustus 2018 atau maju dari rencana awal.Â
Advertisement
Baca Juga
Dalam unggahan blog-nya, Google menyebut, setidaknya ada 52,5 juta orang yang terdampak oleh bug pada software update pada 7 November 2018.
Mengutip laman CNN Business, Selasa (11/12/2018), bug tersebut memungkinkan developer aplikasi untuk mengakses informasi profil yang tak ditandai sebagai 'publik'.
Setidaknya, para pengembang aplikasi sudah mengakses data pribadi pengguna tersebut selama enam hari terakhir.
Pasalnya, Google menyebut, pihaknya telah menemukan dan memperbaruinya pada 13 November 2018.
Ini bukan pertama kalinya Google Plus punya bug. Sebelumnya, selama tiga tahun berjalan, ada 500 ribu data pengguna terekspos.
Belum Ada Bukti Data Disalahgunakan
Google menyebut, hingga saat ini belum menemukan bukti yang menyebut data pengguna telah disalahgunakan. Namun perusahaan mempercepat terminasi Google Plus dalam waktu 90 hari ke depan.
"Pengujian kami menunjukkan, API Google Plus tidak berfungsi sebagaimana yang dimaksud. Kami memperbaiki bug dengan cepat dan memulai penyelidikan terhadap masalah ini," kata Wakil Presiden Google untuk Manajemen Produk, David Thacker.
Dia melanjutkan, "Kami telah memulai proses memberi tahu pengguna dan pelanggan prusahaan yang terkena dampak bug ini. Kami ingin memberi pengguna lebih banyak waktu pada masa transisi Google Plus."
Advertisement
Informasi Apa Saja yang Dicuri?
Sekadar diketahui, sejumlah informasi pribadi milik pengguna Google Plus dicuri. Padahal informasi tersebut tidak diatur untuk ditampilkan secara publik.
Sejumlah informasi pribadi yang dimaksud meliputi nama, usia, alamat email, pekerjaan, hingga sejumlah data lain yang harusnya tak terbuka untuk publik.
Meski begitu, celah tersebut tak mengekspos data finansial, password, atau identifikasi lainnya seperti nomor jaminan sosial.
Sebelumnya, Ratusan Ribu Data Bocor
Ini bukan pertama kalinya ada bug di Google Plus, sebelumnya, Google pernah dikabarkan akan menutup layanan media sosialnya.
Alasannya tak lain karena perusahaan baru saja mengungkap kalau Google Plus kebocoran ratusan ribu data pribadi penggunanya.
Dilansir Reuters pada Selasa (9/10/2018), penyebab kebocoran data pengguna ditengarai berasal dari sebuah bug API di dalam platform, yang bisa memberikan akses kepada pengembang aplikasi pihak ketiga untuk mengakses profil dan data pribadi pengguna Google Plus.
Google sendiri mengklaim kalau sampai detik ini belum ada pengembang yang berani untuk mengakses data pengguna dari bug tersebut.
Dalam blog resmi terbaru Google, perusahaan mengungkap berapa banyak data pengguna yang bocor.
Ada sekitar 500.000 akun pengguna yang datanya bocor, sedangkan ada 438 aplikasi pihak ketiga yang kemungkinan bisa saja mengakses data pribadi pengguna dari bug tersebut.
Adapun data yang bocor meliputi nama pengguna, alamat email, pekerjaan, jenis kelamin, dan usia.
Advertisement
Kata Google
"Kami belum menemukan bukti kalau ada pengembang yang sudah sadar akan bug ini, atau menyalahgunakan API. Kami juga belum menemukan ada satu data pun yang disalahgunakan,"ujar VP Engineering Google Ben Smith.
Google sendiri mengakui kalau bug tersebut sebetulnya sudah ditambal sejak Maret 2018.
Tidak dapat dipastikan apakah Google+ bakal 'hidup' kembali atau benar-benar dimatikan secara permanen.
Alih-alih demikian, Google nantinya dikabarkan bakal merombak izin akun untuk memungkinkan pengguna memilih data yang ingin dibagikan kepada aplikasi pihak ketiga.
Tak cuma itu, Google juga akan membatasi kemampuan aplikasi pihak ketiga untuk bisa mengakses data penggunanya.
(Tin/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Â
Â