Liputan6.com, New York: Sejumlah ilmuwan menemukan spesies katak Leopard terbaru di wilayah New York, AS. Mereka menemukan amfibi ini di depan Staten Island. Uniknya, katak ini justru hidup di kawasan kota yang padat, dibanding katak pada umumnya yang lebih senang hidup di pedesaan dan daerah terpencil.
Para peneliti sempat mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi katak tersebut, karena ciri-cirinya sangat mirip dengan katak Leopard Selatan. Untuk itu, mereka membutuhkan waktu yang lama untuk menetapkan katak temuan itu sebagai spesies baru. Namun, sejauh ini pengidentifikasian spesies baru ini telah dicanangkan di State Island.
Doktor Ekologi dan Evolusi Universitas Rutgers, Jeremy Feinberg mengatakan, katak tersebut kemungkinan menghuni di wilayah kota lain pada satu waktu. Ia juga menemukan contoh uji coba di New Jersey dan New York Utara.
Feiberg telah mengirim sampel DNA katak tersebut kepada ahli Biologi Catherine E. Newman. Hal tersebut untuk membandingkan katak temuannya dengan katak Leopard Utara dan Selatan. Hasilnya menunjukkan, secara genetis katak ini sangat berbeda dengan katak Leopard lainnya.
"Dari hasil pengamatan, katak ini memiliki genetik yang berbeda dengan katak lainnya," kata Feiberg.
Sampai saat ini, ilmuwan Universitas Rutgers ini masih belum mendapatkan nama yang tepat untuk katak tersebut. "Saya masih mempertimbangkan nama yang tepat agar tidak menuai protes dari warga New Jersey," tambah Feiberg. (AP/Dailymail/RZK/mla)
Para peneliti sempat mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi katak tersebut, karena ciri-cirinya sangat mirip dengan katak Leopard Selatan. Untuk itu, mereka membutuhkan waktu yang lama untuk menetapkan katak temuan itu sebagai spesies baru. Namun, sejauh ini pengidentifikasian spesies baru ini telah dicanangkan di State Island.
Doktor Ekologi dan Evolusi Universitas Rutgers, Jeremy Feinberg mengatakan, katak tersebut kemungkinan menghuni di wilayah kota lain pada satu waktu. Ia juga menemukan contoh uji coba di New Jersey dan New York Utara.
Feiberg telah mengirim sampel DNA katak tersebut kepada ahli Biologi Catherine E. Newman. Hal tersebut untuk membandingkan katak temuannya dengan katak Leopard Utara dan Selatan. Hasilnya menunjukkan, secara genetis katak ini sangat berbeda dengan katak Leopard lainnya.
"Dari hasil pengamatan, katak ini memiliki genetik yang berbeda dengan katak lainnya," kata Feiberg.
Sampai saat ini, ilmuwan Universitas Rutgers ini masih belum mendapatkan nama yang tepat untuk katak tersebut. "Saya masih mempertimbangkan nama yang tepat agar tidak menuai protes dari warga New Jersey," tambah Feiberg. (AP/Dailymail/RZK/mla)