Sukses

UNICEF Kirim Vaksin ke Pulau Terpencil via Drone

Pesawat tak berawak itu terbang sejauh 40 kilometer melintasi pegunungan terjal yang jika dilalui melalui perjalanan darat bisa menghabiskan waktu selama berjam-jam.

Liputan6.com, Jakarta - Organisasi PBB untuk anak, UNICEF, membuat terobosan baru dalam memberi vaksin kepada anak-anak yang tinggal di sebuah pulau terpencil di Vanuatu.

Sulitnya medan di wilayah tersebut, membuat UNICEF memanfaatkan kecanggihan teknologi berupa drone untuk mengirim vaksin.

Drone  itu terbang sejauh 40 kilometer melintasi pegunungan terjal yang jika dilalui melalui perjalanan darat bisa menghabiskan waktu selama berjam-jam.

Sebagaimana diketahui, sekitar 20 persen anak-anak di Vanuatu tidak menerima vaksinasi yang layak karena tidak ada persediaan.

Hal inilah yang membuat UNICEF mengambil tindakan menerbangkan drone yang membawa vaksin, guna menyelamatkan anak-anak dari serangan penyakit akibat tidak memiliki sistem imun.

2 dari 3 halaman

Bakal Bermanfaat di Masa Depan

"Penerbangan kecil yang dilakukan oleh drone hari ini akan bermanfaat di masa depan khususnya bagi daerah terpencil. Ini juga merupakan lompatan besar bagi program kesehatan global," kata Direktur Eksekutif UNICEF, Henrietta Fore, seperti dikutip Merdeka dari BBC, Senin (24/12/2018).

"Di saat dunia tengah berjuang untuk mengimunisasi anak-anak di daerah paling sulit dijangkau, teknologi drone bisa menjadi solusi tepat untuk menjembatani permasalahan ini dan menjangkau setiap anak," tambahnya.

3 dari 3 halaman

Drone Sudah Digunakan untuk Mengirim Obat

Sebelumnya, teknologi drone telah digunakan untuk mengirim obat. Namun, UNICEF baru mengambil insiatif untuk mengirim vaksin. Drone ini didapat melalui kerja sama dengan perusahaan komersial.

Perusahaan yang memenangkan tender untuk menjalankan misi ini adalah Swoop Aero Australia.

Vaksin yang dikirim oleh pesawat nirawak dari perusahaan itu dimasukkan ke dalam styrofoam berisi es dan pengatur suhu ke pulau Erromango, dari Teluk Dillon.

Vaksin tersebut kemudian diterima oleh perawat lokal untuk dibagikan ke 13 anak dan lima wanita hamil. Sejauh ini, vaksin tersebut akan bisa bertahan selama ditempatkan dalam suhu dingin.

Reporter: Merdeka

Sumber: Merdeka.com

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: