Sukses

Bos Huawei: Indonesia Harus Optimalkan 4G Sebelum Adopsi Teknologi 5G

Layanan 4G sebaiknya dioptimalkan terlebih dahulu sebelum mengadopsi teknologi 5G

Liputan6.com, Ubud - Pemerintah Indonesia berkomitmen pada tahun 2020, layanan teknologi 5G akan dapat dinikmati secara komersil.

Meski demikian, perusahaan global penyedia infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi serta perangkat cerdas Huawei menilai, Indonesia seharusnya fokus terlebih dahulu terhadap optimalisasi penggunaan jaringan 4G long-term-evolution (LTE) sebelum mengadopsi teknologi tersebut.

Hal tersebut diungkapkan Chief Technical Officer Huawei Indonesia, Vannes Yew saat ditemui Liputan6.com di Ubud, baru-baru ini.

Buktinya, penetrasi 4G di Indonesia masih amat rendah, hanya sekitar 30 persen. Padahal idealnya pemanfaatan jaringan 4G di Indonesia berada di kisaran 80 persen.

"Ini bisa terjadi karena berbagai alasan. Ponsel yang belum mendukung 4G, kartu sim yang belum mendukung 4G, atau bahkan ada pengguna yang merasa 2G/3G saja sudah cukup," tutur Vannes.

2 dari 2 halaman

Tingginya biaya operasional layanan 2G/3G

Padahal hal tersebut berimbas terhadap pendapatan operator. Dengan besarnya investasi yang digelontorkan untuk infrastruktur 4G, operator akan sulit untuk meningkatkan pendapatan. Belum lagi tingginya biaya operasional dalam hal layanan 2G/3G yang masih sekitar 70 persen.

"Dari sudut pandang terkait pemanfaatan spektrum tentunya itu juga tidak efisien, karena kita tahu Indonesia sendiri memiliki sumber daya spektrum yang terbatas," kata Vaness.

Karena itu, jika ingin operator bisa menikmati keuntungan dari investasi pembangunan jaringan, alangkah lebih baiknya agar peningkatan kualitas layanan 4G diperbaiki ketimbang langsung meloncat ke teknologi 5G.

Meski demikian, Huawei sendiri mengumumkan telah mengantongi 25 kontrak komersial untuk menggelar 5G dengan sejumlah operator dan mengapalkan lebih dari 10 ribu perangkat BTS 5G di seluruh dunia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: