Liputan6.com, Jakarta - Tak terasa, tepat 14 tahun lalu, yakni 26 Desember 2004, Aceh dihantam gempa bumi dan tsunami.
Saat itu, berbagai daerah pesisir Aceh luluh lantak diterjang gempa dan tsunami, dan menyebabkan jatuhnya banyak korban jiwa.
Sekarang, warganet kembali mengenang salah satu bencana alam paling mematikan tersebut di linimasa Twitter melalui tagar #14tahuntsunamiaceh, Rabu (26/12/2018).
Advertisement
Baca Juga
Salah satu pengguna Twitter @muyen_elzikry, misalnya, turut memperingati 14 tahun tsunami Aceh.
Dirinya juga melantunkan doa kepada korban tsunami Selat Sunda yang baru saja berlangsung beberapa hari lalu.
#14tahuntsunamiaceh"Alfatihah"... bagi smua Syuhada Korban Tsunami Aceh..Bagi saudara kami di Banten & Lampung.. Smoga Diberi ketabahan, kekuatan & keikhlasan atas musibah yg sdg dihadapi..Insya Allah kita smua bs bangkit..Yakinlah..Allah.SWT selalu bersama kita smua.. pic.twitter.com/PngssyaNXD
— #M.E.Z | ♂️ (@muyen_elzikry) December 26, 2018
Warganet bernama @fahmirreza, bahkan mengenang kejadian saat dirinya berada di Aceh. Ia pun melantunkan doa Al-Fatihah kepada para korban. Begitu pun dengan @sayangdubu dan @tenshi_kawai yang mencuit ucapan dalam bahasa Inggris.
My mind still clearly pictured what happened that sunday morning, right after a little running with my siblings and that gripping was real. Al-fatihah 🙏🏼 #14tahuntsunamiaceh
— Fahreza (@fahmirreza) December 26, 2018
I always feeling conflicted when December 26 come, there are 2 events that totally opposite from each other, one is happiness and one is pure grief #14tahuntsunamiaceh
— Sunshine¹²²⁶ (@tenshi_kawai) December 26, 2018
I still remember that sunday morning 14 years ago #Tsunami #14thnTsunami #14tahuntsunamiaceh
— jinggijang (@sayangdubu) December 26, 2018
Cuitan Lainnya
Adapun warganet @Stfdhllh turut mengunggah foto Masjid Baiturahman dengan bahasa Aceh.
Aceh lon sayang, beu jioh bala, beu toe ngen rahmat. Sudah, sudahi mengait-ngaitkan bencana dengan politik, mengatakan itu azab. Merasakan hal seperti ini pun bukan keinginan kita semua, apalagi kehilangan orang2 yang kita sayang. #14tahuntsunamiaceh pic.twitter.com/rt9HvYURRi
— Cumi (@Stfdhllh) December 26, 2018
Sementara warganet @FakhrinaFadhli mengenang kejadian yang berlangsung pada Minggu pagi tersebut, di mana sang ayah menyuruhnya untuk bergegas keluar rumah kala tsunami menerjang.
Bangun tidur cuci muka, terus langsung ke depan tv nonton doraemon yg mau abis terus mulai hamtaro. Tiba tiba goyang. ‘Ayah, kenapa ni?’. ‘Matiin tv yaa nak, kita keluar Rumah’. #14tahuntsunamiaceh
— x (@FakhrinaFadhli) December 26, 2018
Lebih lengkap, kamu bisa lihat rangkuman cuitan warganet lainnya di bawah ini.
al fatihah untuk semua korban bencana, yang meninggal dunia semoga khusnul khotima.h yang selamat semoga tetap tabah dan semangat #14tahuntsunamiaceh
— Sidang Dewanto (@sidangdewanto) December 26, 2018
Tuhan menciptakan kehidupan, sempurna dgn garis akhirnya. Menyayangi makhluk-Nya dgn cara-Nya sendiri. Tsunami adalah peringatan karena Allah sayang. Demi yg telah mendahului, mari tunduk kepala, hening cipta sejenak. Al-Fatihah. #14tahuntsunamiaceh
— Vian Xonata (@vianxonata) December 26, 2018
Ketika itu masih kecil dan tidak tau aceh dimana dan sangat takut karna rumah dekat pantai#14tahuntsunamiaceh
— Alwan Abdul Zaki (@alwanabdulzaki) December 26, 2018
Selalu dalam ingatan, dan akan menjadi sejarah.( Aceh, 26 Desember 2004)#14tahuntsunamiaceh
— M. Affandi (@the_pandi) December 26, 2018
Malam minggu ta Ima ajakin nginap di Rumah beliau, tapi tumben bgt Ayah dan Umi engga ngizinin. Besoknya ta Ima udah engga ada.. #14tahuntsunamiaceh
— x (@FakhrinaFadhli) December 26, 2018
Sebuah pagi, ibu menanak mimpi dalam hidang kopi; ternyata itu hanya mimpi ngeri. Ibunya mati dihantam tsunami #14tahuntsunamiaceh
— Irfn M dolesa (@IMDolesa) December 25, 2018
Mohon doa untuk semua wilayah Indonesia yang terkena Bencana alam, masyarakat Indonesia yang harus kehilangan keluarga tercinta, dll🙏. #14tahuntsunamiaceh
— mars (@bbytaetae95) December 26, 2018
Advertisement
Memetik Hikmah dari Peringatan 14 Tahun Tsunami di Aceh
Dalam rangka memperingati 14 tahun tragedi gempa dan tsunami Aceh, Home Education Aceh (HEA) menggelar kegiatan melukis di atas kain sepanjang 14 meter, di Museum Tsunami Banda Aceh, Minggu, 23 Desember 2018.
Kegiatan yang sebagian besar diikuti oleh anak-anak dan sebagian kecil para ibu ini, bertujuan memperkenalkan peristiwa dahsyat yang pernah terjadi di Aceh 26 Desember 2004 silam kepada generasi yang tidak mengalaminya.
Angka 14 bertepatan dengan 14 tahun pascatragedi tersebut. Kegiatan diinisiasi oleh Aceh - Japan Community Art Project, sebuah proyek mempersatukan para penyintas dan generasi muda dari kedua wilayah yang sama-sama pernah mengalami bencana tsunami, melalui seni.
Di lokasi, puluhan anak-anak dan para ibu saling bersebelahan di kedua sisi kain.
Mereka tampak antusias mengikuti kegiatan yang dimulai sejak pagi dan berakhir tengah hari tersebut. Kanvas di tangan mereka meliuk-liuk menghasilkan berbagai gambar warna-warna yang tidak beraturan namun terlihat artistik.
"Tema melukisnya itu, gempa, tsunami, dan perdamaian Aceh. Yang melukis malah ada yang umur 3 tahun, yang baru pegang kuas malah boleh diajak, didampingi oleh ibunya. Tadi ada ibu-ibu juga, hingga umur 50 tahun," jelas Ketua Proyek Melukis di Atas Kain, Siti Nurhidayah, kepada Liputan6.com, Minggu, 23 Desember 2018.
Para peserta melukis di atas kain tersebut mendapat reward berupa apresiasi dari perwakilan Aceh-Japan Community Art Project, yang datang jauh-jauh dari negara matahari terbit ke Aceh.
"Hal terpenting dari kegiatan ini, agar generasi muda Aceh yang tidak mengalami bencana, tanggap terhadap bencana. Seperti kita tahu, Aceh sangat rentan dengan bencana (gempa dan tsunami). Jadi sedini mungkin diajak untuk peka," kata Siti.
(Jek/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: