Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Jepang belum lama ini mengklaim smartphone menjadi salah satu penyebab memburuknya penglihatan para siswa-siswi di negaranya.
Dilansir dari Engadget, Sabtu (29/12/2018), survei terkini yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Budaya, Olahraga, Sains, dan Teknologi Jepang, menemukan jumlah siswa dengan penglihatan di bawah skor standar 1.0 (ekuivalen 20/20) berada pada titik tertinggi sepanjang masa, yaitu 25,3 persen.
Advertisement
Baca Juga
Lebih buruk lagi, lebih dari 67 persen siswa sekolah menengah dan 34 persen siswa sekolah dasar tidak memenuhi standar.
Pemerintah Jepang mengkaitan hal ini dengan peningkatan waktu yang dihabiskan untuk menatap layar smartphone.
Industri gim mobile memang sangat besar di Jepang. Menurut data Newzoo, Jepang merupakan pasar gim ketiga terbesar di dunia dan sebagian besar bermain gim smartphone.
Para ahli pun memperingatkan bahwa paparan jangka panjang cahaya biru yang dipancarkan dari smartphone dapat menyebabkan ketegangan dan kelelahan pada mata.
Jepang bukan satu-satunya negara yang berbicara mengenai hal ini. Pada awal 2018, Tiongkok sebagai pasar gim terbesar di dunia mengancam akan mengambil tindakan tegas untuk melindungi penglihatan anak-anak.
Tiongkok pun akan mengatur jumlah gim mobile yang dirilis dan membatasi waktu bermain gim.
Pengumuman itu mengutip data WHO yang menyatakan Tiongkok merupakan negara dengan tingkat rabut dekat pada anak tertinggi di dunia.
Tak Cuma Mata, Smartphone Ubah Kebiasaan Manusia Berjalan
Penggunaan smartphone dipercaya menjadi salah satu faktor yang memicu perubahan bentuk mata manusia. Kini, smartphone juga disebut-sebut juga telah mengubah cara berjalan manusia.
Bagaimana tidak, smartphone digunakan dalam banyak kesempatan. Banyak orang tak bisa lepas dari smartphone mereka, bahkan saat berjalan sekalipun.
Tak sedikit orang yang menaiki atau menuruni tangga tampak berjalan membungkuk sambil melihat smartphone mereka. Tak hanya itu, ada juga yang melihat smartphone sambil menyeberang jalan dan hal ini tentu sangat membahayakan.
Ternyata menurut studi terbaru yang dilakukan peneliti Anglia Ruskin University Inggris, berjalan sambil membungkuk melihat smartphone bisa mengubah kebiasaan tubuh dalam bergerak. Demikian dikutip Tekno Liputan6.com dari Phone Arena, Kamis (6/7/2017).
Para peneliti memakai sensor gerak untuk merekam bagaimana tubuh responden bergerak seiring dengan penggunaan smartphone selama berjalan. Selain itu, peneliti juga memakai alat pelacak mata untuk mengukur pergerakan dan respons mata.
Untuk keperluan eksperimen, partisipan diminta berjalan dengan sebuah objek di depan mereka. Misalnya, trotoar yang harus dilangkahi.
Pengujian dilakukan saat partisipan mengirim SMS, berbicara di telepon, maupun saat tidak menggunakan smartphone.
Menariknya, para peneliti menemukan bahwa jumlah waktu yang dihabiskan orang untuk melihat hambatan di jalan berkurang 61 persen saat partisipan sedang menggunakan smartphone.
Tentunya, persentase tersebut lebih tinggi saat partisipan berkirim SMS dibandingkan saat ia menelepon.
"Kami mendapati penggunaan smartphone membuat orang lebih sedikit melihat ke jalan. Namun, di lapangan, kita menyesuaikan perilaku pencarian visual dan gaya berjalan kita sehingga bisa menangani hambatan statis dengan cara yang aman," kata Dr Matthew Timmis, Dosen Senior Ilmu Olahraga dan Latihan di Univesity Anglia Ruskin.
Â
Advertisement
Melompat yang Lamban dan Berlebihan
Ia menambahkan, salah satu tindakan yang dilakukan pengguna smartphone untuk menangani hambatan di antaranya adalah melompat yang lamban dan berlebihan.
Studi itu juga menemukan bahwa kaki bergerak 18 persen lebih tinggi saat mengatasi rintangan di depannya. Selain itu, kaki juga bergerak 40 persen lebih lambat dibandingkan saat mereka tidak menggunakan smartphone.
Tak hanya kebiasaan berjalan, kesadaran visual seseorang saat menggunakan smartphone juga memungkinkannya memindai kemungkinan bahaya di jalan, meski kemampuan menghidari objek lebih terbatas.
(Surya Handika R/Jek)
Tonton Video Menarik Berikut Ini:
Â