Liputan6.com, Jakarta - Tahun 2019 tinggal menunggu hari. Di tahun itu juga, bakal terjadi sebuah gerhana bulan total istimewa dengan nama super blood wolf moon atau gerhana bulan darah serigala. Peristiwa ini bisa dibilang cukup langka.
Pada 2019 pula, untuk pertama kalinya Amerika Serikat (AS) bakal merasakan gerhana bulan total pertama dalam tiga tahun terakhir.
NASA menyebut gerhana bulan total ini akan menjadi peristiwa yang layak disaksikan.
Advertisement
Baca Juga
Pasalnya, bulan akan berada di jarak terdekatnya dengan Bumi sehingga tampilannya bisa terlihat lebih besar dan bersinar. Hal ini disebut dengan nama Supermoon.
Namun, itu bukan satu-satunya hal menarik yang terjadi, gerhana bulan total kerap disebut dengan blood moon.
Hal ini karena matahari, Bumi, dan bulan berada dalam satu garis lurus. Saat itu, cahaya matahari melewati atmosfer Bumi dan membuat bulan seolah berwarna merah.
Nah, karena gerhana bulan hanya terjadi saat bulan purnama, dan bulan purnama pertama di Januari 2019 dikenal sebagai wolf moon, banyak yang menyebut peristiwa spektakuler ini sebagai super blood wolf moon eclipse atau gerhana bulan darah serigala. Demikian dikutip Tekno Liputan6.com dari CNN, Jumat (28/12/2018).
Sayangnya, gerhana bulan darah serigala hanya bisa disaksikan oleh mereka yang tinggal di Amerika Utara dan Selatan serta mereka yang tinggal di bagian barat Eropa dan Eropa.
Menurut perhitungan, peristiwa ini akan terjadi pada pukul 00.12 malam waktu AS atau pukul 12.12 WIB.
5 Kali Gerhana di 2019 dan Hujan Meteor
Gerhana bulan darah serigala bukan satu-satunya gerhana yang akan terjadi di tahun 2019.
Nyatanya, tahun 2019 akan ada 5 kali gerhana bulan. Belum lagi peristiwa astronomi lainnya, yakni planet transit dan hujan meteor.
Tidak hanya itu, di tahun 2019 akan terjadi tiga supermoon, satu kali blue moon, Jupiter dalam jarak terdekatnya dengan bulan, dan sejumlah peluncuran roket.
Hujan Meteor Eta Aquarids
Hujan meteor paling bagus dilihat yang akan terjadi tahun 2019 bernama Eta Aquarids.
Eta Aquarids diciptakan oleh puing-puing berdebu yang ditinggalkan komet Halley yang terbang pada 1986.
Meski komet terkenal itu tak akan lagi memasuki tata surya hingga 2061, sisa-sisanya muncul di langit tiap tahun.
NASA menyebut, akan ada bulan sebelum hujan meteor ini berlangsung. Dengan langit yang lebih gelap pada bulan baru, mata manusia bisa menyaksikan Eta Aquarids. Peristiwa ini akan berlangsung pada 19 April hingga 26 Mei.
Puncaknya akan terjadi pada 6 Mei dengan jumlah meteor mencapai 20-40 meteor per jamnya.
Advertisement
Planet Merkurius Terlihat dari Bumi
NASA melaporkan, untuk pertama kalinya dalam dua tahun, Merkurius akan melintas di depan matahari dan ini merupakan peristiwa yang cukup langka.
Menurut perhitungan, planet paling kecil dalam tata surya ini melintas antara Bumi dan Matahari sebanyak 13 kali dalam satu abad.
Kejadian ini terakhir terjadi pada 2016 dan untuk pertama kalinya selama 10 tahun, Merkuri akan terlihat dari Bumi.
Kejadian ini akan terjadi pada 11 November dan berlangsung selama 5,5 jam. Meski begitu, untuk melihatnya harus menggunakan teleskop.
Gerhana Bulan Total
Pada tahun 2019 nanti, Asia Selatan dan Amerika Selatan akan merasakan hari tanpa matahari.
Kejadian ini akan berlangsung pada 2 Juli, yakni saat gerhana matahari total terjadi di bagian selatan Chili dan Argentina, dan sebagian selatan Pasifik.
(Tin/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement