Liputan6.com, Jakarta - Perusahan analis McKinsey memperkirakan, pada tahun 2022, nilai pasar e-Commerce di Indonesia akan tembus US$ 65 miliar (sekitar Rp 948 triliun).
Sementara pertumbuhan penjualan ritel secara online meningkat sebesar 17 persen per tahun, jauh bila dibandingkan dengan sektor ritel tradisional yang hanya 5-6 persen.
Dengan demikian, para pelaku dagang dan usaha kecil dan menengah (UKM) harus bersiap untuk terjun ke ranah digital. Dengan kemajuan teknologi yang kian pesat beberapa tahun terakhir, pola pembelian konsumen banyak beralih pada platform marketplace dan toko online.
Advertisement
Baca Juga
Fenomena ini merupakan salah satu faktor lahirnya sebuah layanan penyedia solusi e-Commerce bernama Sirclo pada 2013.
Sirclo menawarkan dua produk, Sirclo Store dan Sirclo Commerce. Sirclo Store adalah sebuah platform SaaS (Software as a Service) pembuatan situs toko online bagi bisnis lokal skala kecil hingga menengah.
Sementara Sirclo Commerce merupakan channel management solution yang menjawab kebutuhan brand corporate untuk masuk ke jalur distribusi online.
Brian Marshal, CEO dan founder Sirclo mengungkap bagaimana awal mula perusahaan berdiri, melalui keterangan tertulisnya, Jumat (28/12/2018).
“Waktu itu (pada 2013), banyak teman-teman pelaku usaha yang ingin mulai beralih dan berjualan online, namun tidak memiliki tenaga dan biaya untuk merekrut agensi digital. Lalu saya pikir, saya bisa memulai platform e-commerce di Indonesia untuk membantu pelaku usaha membuka toko online mereka sendiri, dengan lebih mudah dan tidak mahal," kenang Brian
Dari situ, Brian melanjutkan, lahirlah Sirclo Store yang khusus membuat dan menjalankan website toko online klien.
Rambah Bisnis Pengelolaan Brand
Dengan semakin pesatnya pertumbuhan marketplace dalam waktu tiga tahun terakhir, sejumlah brand fashion dan apparel tertarik untuk berjualan dalam platform marketplace, namun mengalami keterbatasan sumber daya dalam pelaksanaan operasionalnya.
"Menjawab tantangan tersebut, pada akhir 2016, Sirclo merambah bisnis pengelolaan brand lewat Sirclo Commerce. Layanan ini merupakan channel management solution (CMS) yang membantu brand untuk berjualan di berbagai kanal marketplace, namun pengelolaannya tetap tersinkronisasi menggunakan platform teknologi Sirclo, sehingga lebih praktis dan efisien," Brian memaparkan.
Sekarang, Brian menuturkan bahwa tuntutan tren penjualan online mengakibatkan banyak brand yang meminta bantuan layanan secara lebih menyeluruh.
“Tidak hanya pengelolaan toko online dan marketplace, Sirclo Commerce kini turut menangani operasional penjualan dari brand, mulai dari manajemen gudang hingga pengemasan dan pengiriman barang,” katanya.
Advertisement
Fasilitasi Transaksi Senilai Rp 500 Miliar
Layanan komprehensif dan terintegrasi yang disediakan Sirclo akhirnya berbuah manis. Selama 2018, Sirclo telah memfasilitasi total transaksi senilai Rp 500 miliar.
Angka ini didapatkan dari hampir 1.000 pengguna berbayar Sirclo Store dan sekitar 30 perusahaan yang mewakili 100 brand besar di bawah Sirclo Commerce.
Beberapa brand lokal yang telah mempercayai jasa SIRCLO Store adalah This Is April yang memiliki lebih dari 40 toko fisik dan ATS The Label yang kerap berpartisipasi dalam ajang pagelaran busana seperti Jakarta Fashion Week (JFW).
Adapun label busana lokal ternama seperti Wearing Klamby dan Ittaherl yang berjualan dengan metode webhunt, juga masuk dalam portofolio Sirclo.
Di sisi lain, sejumlah brand nasional dan internasional seperti KAO, Kelloggs, Quaker Oats, hingga Reckitt Benckiser mempercayakan solusi ritel online penuh dari Sirclo Commerce.
(Isk/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini