Liputan6.com, Morotai - Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) telah menyelesaikan pembangunan proyek tulang punggung jaringan internet pita lebar Palapa Ring Paket Tengah pada Desember lalu.
Mengawali tahun 2019, Menkominfo Rudiantara pun turut hadir untuk meninjaunya di Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara.
Advertisement
Baca Juga
Dalam kesempatan yang sama, Rudiantara menyebut, setelah Palapa Ring Paket Barat selesai pada bulan April 2018 dan Paket Tengah selesai Desember 2019, BAKTI membukanya untuk diuji coba oleh operator yang berminat membangun jaringan baik di barat maupun wilayah tengah/timur Indonesia.
Pria yang karib disapa Chief RA ini juga menargetkan Palapa Ring Paket Timur selesai pada pertengahan 2019.
Dengan demikian, internet berkecepatan tinggi (broadband) bisa dirasakan oleh masyarakat di seluruh Indonesia, termasuk mereka yang tinggal di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).
"Begitu Palapa Ring jadi pada pertengahan tahun, Barat selesai April, Tengah selesai Desember, kalau Timur masih pembangunan, itu konstruksinya sudah hampir 95 persen," katanya.
Â
Konstruksi Sempat Terhenti Gara-Gara KKB
Disebutkan Rudiantara, pembangunan Palapa Ring Paket Timur yang menghubungkan Papua, Papua Barat, NTT, dan Maluku Barat Daya, sempat terhenti karena penembakan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Nduga, Papua, awal Desember lalu.
"Kemarin lagi pasang itu diberhentikan, tetapi pembangunan yang lain tidak boleh berhenti, hanya di Nduga dan tempat KKB melarikan diri itu diberhentikan dulu," katanya.
Untuk menjangkau wilayah yang aksesnya sulit, pembangunan juga dilakukan dengan menyewa helikopter untuk mengangkut tower dan material konstruksi lainnya.
Â
Advertisement
Medan yang Sulit Jadi Kendala Pembangunan
Sementara itu, Direktur Infrastruktur BAKTI Bambang Nugroho mengatakan, saat ini progress Palapa Ring Paket Timur telah mencapai 89 persen.
"Kami masih on going, target 2019 harus selesai, bulan Mei paling molor, targetnya harus kelar," katanya.
Pria yang karib disapa Nugie ini menyebutkan kendala pembangunan Palapa Ring Paket Timur, salah satunya karena medan yang dijangkau cukup berat, terutama di wilayah Papua.
Menurutnya, karena tidak ada infrastrktur jalan, para pekerja harus menggunakan dua helikopter untuk bisa membawa bahan-bahan konstruksi ke tengah hutan.
Satu helikopter untuk membawa bahan konstruksi ke lokasi dan satu helikopter lainnya untuk mengawasi apakah kondisi sekitar aman.
Bukan hanya itu, karena melewati wilayah hutan, para pekerja harus membabat sebagian area hutan untuk keperluan konstruksi kabel Palapa Ring Paket Timur.
Kendati begitu, Nugie mengatakan, pengerjaan kabel fiber optic bawah laut untuk Palapa Ring Paket Timur memang sudah selesai dibangun dan tinggal konstruksi in line (di darat) yang masih terus dikerjakan.
(Tin/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :