Sukses

Satelit LAPAN Abadikan Wajah Kota Madinah dari Luar Angkasa

Satelit LAPAN baru saja menangkap hasil perwajahan Kota Madinah.

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) baru-baru ini mengunggah hasil tangkapan dari satelit LAPAN-A3/LAPAN-IPB. Unggahan kali ini menarik perhatian karena menangkap perwajahan Kota Madinah Al Munawarah.

Tangkapan satelit itu diunggah melalui akun Twitter dan Instagram, @LAPAN_RI.

Selain menangkap kondisi sekitar Kota Madinah, ditampilkan pula keberadaan vegetasi atau cakupan tumbuhan di wilayah tersebut.

Dikutip dari akun resmi LAPAN, Selasa (8/1/2019), keberadaan vegetasi di wilayah tersebut ditampilkan dengan warna merah.

Tangkapan satelit itu menunjukkan vegetasi tersebut hadir memanjang dari atas ke hingga ke bawah.

"Kota Madinah Al Munawarah dari satelit LAPAN-A3/LAPAN-IPB. Warna merah menunjukkan adanya vegetasi," tulis akun @LAPAN_RI dalam unggahan pada 4 Januari 2019.

Sekadar informasi, LAPAN A3 merupakan satelit karya peneliti Indonesia di Pusat Teknologi Satelit (Pusteksat) LAPAN. Satelit ini sudah mengorbit sejak 2016.

2 dari 3 halaman

Satelit Lapan A3/IPB Bernama Lisat Diluncurkan di India

Sekadar informasi, LAPAN-A3/LAPAN-IPB merupakan satelit pertama di Indonesia yang dimiliki dan dioperasikan lembaga pendidikan bekerja sama dengan LAPAN, yakni Institut Pertanian Bogor. 

Satelit tersebut membawa misi penginderaan jauh eksperimental untuk memantau sumber daya pangan di Indonesia.

Kepala Kantor Biro Hukum, Promosi dan Humas IPB Yatri Indah Kusumastuti menjelaskan satelit berbobot 115 kilogram itu mampu mengidentifikasi tutupan dan penggunaan lahan serta pemantauan lingkungan.

"Satelit ini juga mengemban misi pemantauan kapal laut," kata Yatri saat peluncuran satelit tersebut. 

3 dari 3 halaman

Kerja Sama LAPAN dan IPB

Ia menjelaskan, Lapan bertanggung jawab dalam desain, pengembangan, peluncuran, hingga penerimaan data satelit.

Sementara IPB bertanggung jawab dalam pengembangan algoritma, pemanfaatan dan aplikasi data satelit untuk ketahanan pangan nasional serta monitoring lingkungan.

Pengembangan satelit ini juga merupakan upaya mewujudkan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian. Teknologi satelit akan mendukung akurasi data dalam perencanaan masa tanam lahan persawahan yang akan berimplikasi langsung pada peningkatan ketahanan pangan.

"Hal ini tentunya akan membantu pemerintah dalam menentukan berbagai kebijakan terkait pangan, misalnya terkait impor beras," ujar Yatri.

Muatan pengindera satelit Lisat berupa 4 bands multispectral imager beresolusi 18 meter dengan swath 100 kilometer, adalah gagasan dari IPB. Muatan inilah yang akan dimanfaatkan untuk memantau tanaman pangan.

"Satelit ini dikemnbangkan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, perancangan dan pembangunan satelit oleh bangsa Indonesia agar kita menguasai teknologi ini, baik untuk tujuan eksperimental maupun operasional," pungkas Yatri.

(Dam/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:Â