Sukses

Tiket Pesawat Aceh ke Jakarta Mahal, Warganet Galau

Warganet banyak yang mengeluhkan soal tiket pesawat domestik, seperti Jakarta-Aceh, yang ternyata lebih mahal dari perjalanan internasional.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam beberapa hari terakhir topik mengenai tiket pesawat perjalanan dalam negeri yang dianggap sangat mahal menjadi perbincangan di media sosial, terutama Twitter.

Bahkan, laporan terbaru menyebut sejak penghujung 2018 banyak warga Aceh yang hendak bepergian ke Jakarta singgah lebih dulu ke Kuala Lumpur, Malaysia. Hal itu dilakukan untuk menyiasati harga tiket yang lebih murah.

Melihat kondisi tersebut, sejumlah warganet pun menyuarakan keluhan dan kegalauannya terkait mahalnya harga tiket pesawat saat ini.

Kebanyakan dari mereka menyayangkan biaya pesawat dengan jalur internasional ternyata lebih mahal ketimbang perjalanan langsung di dalam negeri.

Sejumlah warganet pun sempat membuat tagar #hargatiketmahal beberapa hari lalu. Untuk mengetahui seperti apa kicauan para warganet tersebut, berikut ini ada beberapa tweet yang sudah dihimpun Tekno Liputan6.com, Minggu (13/1/2019).

2 dari 3 halaman

Sejak Harga Tiket Pesawat Melonjak, Warga Aceh Ramai-Ramai Buat Paspor

Sebelumnya, memang sempat dilaporkan warga Aceh ramai-ramai bikin paspor di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Banda Aceh sejak awal Januari 2019.

Kondisi ini terjadi akibat harga tiket rute penerbangan domestik dari Aceh ke Jakarta sangat mahal, sehingga warga memilih transit di Bandara Kuala Lumpur, Malaysia untuk berangkat ke Jakarta.

Kepala Seksi Lalu Lintas Keimigrasian kantor Imigrasi Kelas I TPI Banda Aceh, Muhammad Hatta mengakui ada peningkatan jumlah warga yang memohon pembuatan paspor.

Biasanya pihak imigrasi mengeluarkan 100 formulir per hari, selama Januari 2019 harus mengeluarkan 200 formulir permohonan per hari.

"Ini salah satu penyebabnya banyak warga yang ingin transit di suatu Negara sebelum berangkat ke suatu daerah lainnya dalam negeri," kata Muhammad Hatta, Minggu (13/1) di Banda Aceh.

Kata Hatta, berdasarkan hasil wawancara petugas dengan masyarakat, ternyata di luar dugaan petugas. Kebanyakan alasan pemohon paspor hendak transit di Bandara Kuala Lumpur, Malaysia sebelum melanjutkan ke daerah tujuan lainnya di dalam negeri.

"Rata-rata mengaku saat petugas bertanya, hendak transit di Kuala Lumpur," tuturnya.

Kendati demikian, sebut Hatta, pemohon paspor ada juga yang mengaku hendak mengunjungi keluarga di Malaysia. Namun mayoritas yang memohon paspor itu alasan tiket mahal dan untuk menghemat biaya memilih transit di Negara tetangga.

3 dari 3 halaman

Harga Tiket Pesawat Domestik Turun hingga 60 Persen

Menyusul keluhan tersebut, seluruh maskapai nasional yang tergabung dalam Indonesia National Air Carrier Association (INACA) telah menurunkan harga tiket pesawat untuk penerbangan domestik sejak Jumat, 11 Januari 2019.

Penurunan tiket pesawat berkisar 20-60 persen. Ketua Umum INACA I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra (Ari Askhara) menyebutkan keputusan tersebut berdasar hasil kesepakatan bersama antar beberapa pihak terkait.

"Kami mendengar keprihatinan masyarakat atas tingginya harga tiket nasional. Dan atas komitmen positif dari stakehokder, khususnya AP 1, AP II, Airnav dan Pertamina," kata dia di Kawasan SCBD, Jakarta, Minggu (13/1).

Pria yang juga menjabat sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia Airlines (GIA) ini menyebutkan, meski maskapai-maskapai di tanah air tengah dalam kondisi tak menguntungkan, namun keputusan untuk menurunkan tarif tetap harus diambil demi kepentingan masyarakat. Ia pun mengungkapkan mendengar suara masyarakat terkait tiket pesawat.

"Walaupun di tengah kesulitan maskapai nasional yang ada, tapi kami lebih mendnegar keluhan masyarakat atas tingginya harga tiket. Kami tidak begitu saja tidak mempedulikan," ujarnya.

Dia menyebutkan, beberapa tarif penerbangan domestik yang telah turun sejak Jumat lalu antara lain rute Jakarta-Denpasar, Jakarta-Yogyakarta, Bandung-Denpasar, dan Jakarta-Surabaya.

Ari melanjutkan, rentang penurunan harga tiket pesawat yang dilakukan tiap maskapai berbeda-beda dan variatif, yakni pada kisaran 20 persen sampai 60 persen.

"Penurunannya bervariatif, bisa sampai 50 persen dan 6 persen. Yang pasti di atas 20 persen sampai 60 persen. Kita kembali ke harga normal," terang dia.

Penurunan harga ini, tambahnya, dilakukan untuk menyesuaikan permintaan dari masyarakat terhadap tiket pesawat yang mulai kembali normal.

(Dam/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:Â