Sukses

Anak Ditangkap, Bos Huawei Malah Puji Kebijakan Donald Trump

Di tengah hubungan yang memanas antara Huawei dan Pemerintah Amerika Serikat, bos Huawei masih sempat memuji kebijakan Donald Trump.

Liputan6.com, Jakarta - CEO Huawei Ren Zhengfei akhirnya muncul ke hadapan publik dalam wawancara dengan media internasional. Dalam pertemuan yang jarang terjadi tersebut, Ren memuji sejumlah kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Pujian tersebut dilayangkan di tengah memanasnya hubungan Huawei dengan pemerintah Amerika Serikat. Terlebih, setelah adanya penangkapan anak Ren sekaligus CFO Huawei, Meng Wanzhou.

"Untuk President Trump sebagai pribadi. Saya percaya dia merupakan presiden yang hebat dengan berani memotong pajak. Saya pikir itu kondusif untuk pengembangan industri di Amerika Serikat," tuturnya seperti dikutip dari CNBC, Rabu (16/1/2019).

Karenanya, dia menyebut penahanan orang tertentu dapat memiliki efek negatif terhadap hubungan Amerika Serikat dan Tiongkok. Pernyataan itu secara tidak langsung menyoroti tindakan Kanada menahan putrinya, Meng, pada Desember 2018.

Tindakan itu dilakukan karena ada tuduhan pihak berwenang Amerika Serikat yang menyebut Huawei dan Meng melanggar aturan perdagangan dengan Iran. Selain itu, ada pula tuduhan yang menyebut Meng telah melakukan transaksi ilegal.

Ren juga menuturkan penting untuk memperlakukan negara yang berpotensi sebagai investor dengan baik. Melalui perlakuan yang baik, investasi yang ditanamkan mereka akan datang.

"Jika negara atau perusahaan merasa takut dengan aksi penahanan individu, tentu akan menakutkan dan membuat mereka tertarik berinvestasi di Amerika Serikat," tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ren juga membantah Huawei menjadi agen mata-mata untuk pemerintah Tiongkok. Dia mengatakan tidak ada hukum yang mengharuskan perusahaan di Tiongkok memberikan akses backdoor.

"Saya secara pribadi tidak akan pernah melanggar kepercayaan pelanggan, dan saya termasuk perusahaan akan menolak permintaan semacam itu (akses backdoor)," tuturnya menjelaskan.

2 dari 3 halaman

Buktikan Bukan Mata-Mata Tiongkok, Huawei Bakal Perkuat Keamanan Siber

Huawei sangat berkomitmen untuk membuktikan kepada dunia bahwa perusahaannya bukan mata-mata Tiongkok.

Sebagai bentuk komitmen, Huawei telah menyiapkan investasi sebesar US$ 2 miliar untuk keamanan siber dalam lima tahun ke depan.

Dilansir Softpedia, Huawei ingin meningkatkan kualitas fasilitas laboratorium dan merekrut pakar keamanan baru.

Hal ini sebagai bentuk upaya Huawei mengatasi isu yang menyebutkan produknya digunakan untuk mengumpulkan informasi dan diberikan kepada pemeritah Tiongkok.

Para petinggi Huawei kabarnya mengatakan, bahwa meskipun laporan media dan keprihatinan publik diungkapkan oleh beberapa negara, tapi sejauh ini tidak ada bukti produk-proudknya dapat menimbulkan ancaman keamanan nasional.

Pihak Huawei pun telah berulang kali membantah kecurigaan tersebut.

"Mengunci para kompetitor di luar tidak akan membuat diri sendiri menjadi lebih baik. Kami pikir setiap kekhawatiran atau dugaan terhadap keamanan Huawei seharusnya berdasarkan bukti faktual," ungkap Huawei Rotating Chariman, Ken Hu.

Berdasarkan pemikiran tersebut, Hu mengenaskan bahwa Huawei membantah segala tuduhan yang menyebut perusahaan sebagai ancaman bagi negara-negara di luar Tiongkok.

"Tanpa bukti faktual, kami tidak akan menerima dan menentang tuduhan-tuduhan tersebut," tuturnya.

3 dari 3 halaman

Tudingan Spionase Siber

Sejauh ini memang tidak ada bukti atas tudingan spionase siber terhadap Huawei. Para awal pekan ini, misalnya, pemerintah Jerman mengatakan tidak menemukan bukti apa pun terkait dugaan peralatan Huawei yang dijual terlibat dalam spionase siber.

Di sisi lain, Republik Ceko, memperingatkan bahwa menggunakan berbagai produk Huawei dapat menimbulkan risiko keamanan siber.

Negara itu pun merekomendasikan untuk tidak menggunakan peralatan yang diproduksi oleh perusahaan asal Tiongkok tersebut.

Terlepas dari pro dan kontra, pada saat bersamaan pihak Huawei mengatakan bahwa Jepang dan Prancis tidak memblokir produknya.

Hal ini berbeda dengan laporan media yang mengindikasikan kedua pemerintah negara tersebut memutuskan berhenti menggunakan produk Huawei.

Amerika Serikat (AS) sendiri kerap diberitakan menekan para mitra dan sekutunya untuk memblokir produk Huawei. Uni Eropa pun disebut tengah menyelidiki dugaan produk Huawei dapat menimbulkan ancaman keamanan.

(Dam/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:Â