Sukses

Akun WhatsApp Penyebar Hoaks yang Dihapus Tak Bisa Dipulihkan Lagi

Ketika akun dihapus oleh pihak WhatsApp, pengguna tak akan bisa memulihkan nomor tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Viralnya konten hoaks di WhatsApp menjelang Pilpres 2019 membuat aplikasi pesan ini mulai berbenah.

Salah satu upaya yang dilakukan, antara lain adalah membatasi berapa kali konten diteruskan hingga mengidentifikasi perilaku penggunanya.

Nomor akun yang kedapatan melakukan perilaku abnormal, dalam hal ini berkali-kali meneruskan pesan ke berbagai nomor berpotensi untuk dihapus oleh WhatsApp.

Ketika akun dihapus oleh pihak WhatsApp, pengguna tak akan bisa memulihkan nomor tersebut.

Communication Lead Facebook Indonesia Putri Dewanti, ketika ditemui di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Jakarta mengatakan, saat nomor dihapus oleh pihak WhatsApp, pengguna tidak lagi bisa menggunakan WhatsApp dengan nomor yang sama.

"Sudah dihapus, hilang nomornya tidak bisa dipakai untuk WhatsApp lagi," tutur Putri pada Senin (21/1/2019).

Kendati demikian, pihaknya tak bisa menyebutkan berapa banyak jumlah akun WhatsApp milik pengguna di Indonesia yang sudah dihapus.

"Belum ada, tapi kalau di-take down akun-akun yang dilaporkan ya memang sudah ada, tetapi spesifik angkanya belum tahu," katanya.

2 dari 3 halaman

Bakal Bikin Kontak Hotline di Indonesia

Sebelumnya, VP Public Policy and Communication WhatsApp Victoria Grand menyebutkan, WhatsApp akan menyediakan layanan hotline di Indonesia untuk mengendalikan peredaran hoaks dan ujaran kebencian jelang pemilu legislatif dan presiden 2019.

Victoria menyebut, layanan hotline ini sebelumnya sudah diterapkan WhatsApp di India, Meksiko, dan Brasil.

Indonesia dianggap sebagai salah satu pasar penting untuk WhatsApp, oleh karenanya, Indonesia termasuk yang cukup diperhatikan oleh aplikasi pesan milik Facebook ini.

Ke depan, Victoria menyebut, WhatsApp akan bekerja sama dengan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) dan ICT Watch untuk membangun hotline di Indonesia.

"WhatsApp bekerja sama dengan local fact checker contoh ICT watch dan Mafindo untuk membangun hotline terkait pengecekan fakta. Ada juga pendanaan riset sebesar US$ 1 juta untuk bisa meneliti iklim pengguna di Indonesia dan berbagai aspek tantangannya," kata Victoria.

3 dari 3 halaman

Tujuan Hotline

Putri menambahkan, tujuan adanya hotline adalah untuk mengatasi hoaks dan konten misinformasi.

"Bentuknya sama seperti fact check di Facebook. Jadi kalau misalnya ada informasi hoaks di WhatsApp, bisa dikirim ke hotline dan pihak ketiga yaitu fact checking akan memeriksa apakah informasi itu benar atau tidak," tutur Putri.

Selanjutnya, setelah tim pengecek fakta telah mendapatkan fakta, akan dibagikan kembali apakah itu hoaks semata atau memang berita yang valid.

"Sistemnya sama persis (dengan Facebook), bedanya platform aja," katanya.

(Tin/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: