Liputan6.com, Jakarta - YouTube Rewind adalah video yang dirilis setiap akhir tahun dengan merangkum sejumlah topik terpopuler di internet selama satu tahun penuh.
YouTube juga membawa sejumlah konten kreator kenamaan untuk meramaikan video ini.
Sayangnya, YouTube Rewind 2018 sendiri dianggap "gagal" karena sangat kontras dari video-video YouTube Rewind sebelumnya,Â
Advertisement
Baca Juga
Terbukti, video tersebut mengantongi 15 juta dislike dan menjadi video dengan dislike terbanyak kedua setelah video Baby milik Justin Bieber.
Adapun alasan mengapa YouTube Rewind 2018 mengundang respons negatif karena banyak penggemar dan kreator konten lain merasa video ini tidak memperlihatkan "budaya" sesungguhnya dari YouTube.
Video berdurasi 8 menit 14 detik itu, justru hanya memperlihatkan kreator baru (malah kebanyakan tidak dikenal) beraksi dalam beberapa scene yang dinilai canggung dan membuat penontonnya mengerutkan dahi.
Bahkan, CEO YouTube Susan Wojcicki mengakui kalau video YouTube Rewind 2018 memalukan.
Dilansir Ubergizmo, Kamis (7/2/2019), Susan mengungkap anak-anaknya juga telah menonton video tersebut. Malah, mereka juga menyampaikan kalau video tersebut benar-benar memalukan.
"Kami paham bahwa video ini tidak memperlihatkan momen-momen penting pada tahun ini, atau tidak merefleksikan YouTube yang kamu tahu. Yang pasti, kami akan berusaha lebih baik dalam menyampaikan cerita kami pada 2019," ujar Susan.
Tombol Dislike Bakal Hilang dari YouTube?
Â
Dilansir The Verge, Direktur Product Management YouTube Tom Leung, mengungkapkan dalam sebuah video di kanal Creator Insider kalau YouTube sedang mendiskusikan sebuah eksperimen yang dapat mencegah "bom dislike".
Diskusi tersebut membahas kemungkinan menghilangkan jumlah rating secara default, hanya menghapus jumlah dislike, atau bahkan yang lebih ekstrem dengan menghapus tombol dislike.
"Pilihan lain adalah ketika seseorang menekan tombol dislike, maka diperlukan sebuah alasan berupa checkbox mengapa pengguna tidak menyukai video ini. Dengan ini bisa memberi para kreator informasi mengapa videonya tidak disukai," kata Leung.
Namun, Leung mengatakan hal tersebut terlalu rumit untuk dikembangkan, mengumpulkan data, lalu menyampaikan hasilnya kepada kreator di tab analytics.
Para warganet yang menonton video Leung pun menyampaikan berbagai tanggapan.
Salah satunya berasal dari pengguna NPT Music, yang menyarankan agar seseorang yang tidak menyukai video harus melihat sebagian video sebelum akhirnya opsi dislike tersedia.
Advertisement
Aplikasi YouTube Gaming Bakal Tutup Maret 2019
Google memutuskan untuk menutup aplikasi YouTube Gaming pada Maret 2018.
Aplikasi yang memanjakan para penggemar gim ini, nyatanya kalah populer dibandingkan aplikasi utamanya, YouTube.
Dilansir Softpedia, Kamis (20/9/2018), YouTube Gaming dirilis beberapa tahun lalu untuk mempermudah gamer menemukan konten spesifik terkait video gim, gameplay, dan gamer YouTuber yang terpisah dari aplikasi utama YouTube.
Beberapa fungsi aplikasi tersebut sudah ada di YouTube, sehingga kebutuhan untuk aplikasi khusus gim dirasa tidak lagi diperlukan.
Google mengatakan, YouTube Gaming memiliki banyak penggemar, tapi dinilai akan menjangkau lebih banyak orang jika fungsi-fungsinya berada langsung di dalam aplikasi YouTube. Alhasil, aplikasi gaming YouTube tersebut akan ditutup pada Maret 2019.
Kendati demikian, platform YouTube Gaming tidak akan hilang begitu saja, karena kontennya masih bisa diakses melalui situs web.
Di laman YouTube Gaming, pengguna kini bisa mencari konten berdasarkan gim, livestreaming, YouTuber atau developer gim. Selain itu, YouTube Gaming pun bisa diakses langsung di dalam aplikasi YouTube.
(Jek/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: