Liputan6.com, Jakarta - Video streaming saat ini tengah populer dan beberapa perusahaan teknologi dilaporkan sedang menyiapkan layanan tersebut. Apple adalah salah satunya.
Dilansir dari CNBC, Jumat (15/2/2019), menurut sejumlah sumber, Apple sedang dalam proses finalisasi pembuatan layanan video streaming baru. Kemungkinan layanan tersebut akan dirilis pada April atau awal Mei tahun ini.
Advertisement
Baca Juga
Layanan video streaming ini disebut akan berisi konten-konten asli gratis untuk para pemilik perangkat Apple, sekaligus menjadi platform untuk layanan digital lain yang sudah ada. Namun, Netflix tidak akan menjadi bagian dari layanan baru Apple tersebut. Selain itu, kecil kemungkinan HBO akan bergabung.
Nantinya, para pengguna layanan baru itu harus sudah mendaftar untuk berbagai produk digital streaming yang sudah ada. Setelahnya, pengguna baru bisa menonton konten di aplikasi iOS TV. Apple ingin menyederhanakan penayangan mobile video dengan menyimpannya di dalam satu aplikasi, ketimbang memaksa pengguna menggunakan aplikasi terpisah untuk tiap-tiap layanan.
Adapun pihak Apple belum memberikan konfirmasi terkait laporan baru ini, sama halnya seperti Netflix dan HBO, yang menolak berkomentar tentang kemungkinan konten mereka hadir di layanan video streaming Apple.
Sempat Turun Pamor, Apple Kembali Jadi Perusahaan Paling Berharga
Terlepas dari persoalan video streaming, Apple beberapa waktu lalu diberitakan kembali menjadi perusahaan paling berharga di dunia. Perusahaan berhasil melampaui Microsoft dan Amazon pada Rabu (6/2/2019), dengan kapitalisasi pasar US$ 821,59 miliar.
Apple, Microsoft, dan Amazon bersaing di posisi tiga besar selama setahun terakhir. Microsoft pada Rabu lalu menutup pasar saham dengan nilai US$ 813,48 miliar dan Amazon US$ 805,70 miliar.
Microsoft pada akhir 2018 menjadi perusahaan paling berharga, sebelum akhirnya dilengserkan oleh Amazon pada awal tahun ini. Namun, Apple kembali merebut tahta sebagai perusahaan paling berharga di dunia per Rabu lalu.
Apple sebelumnya mengalami kerugian pada awal Januari setelah memperingatkan investor tentang melemahnya pendapatan pada kuartal pertama 2019. Dalam tiga bulan menjelang wanti-wanti tersebut, investor sudah mengantisipasi penurunan pendapatan, dan kapitalisasi Apple turun US$ 452 miliar.
Peringatan Apple tersebut membuat ekspektasi begitu efektif, sehingga laporan pendapatan kuartal I tahun fiskal 2019 (Oktober - Desember) perusahaan diterima dengan baik. Saham perusahaan melonjak hampir tujuh persen sehari setelah Apple menyampaikannya. Perusahaan membukukan margin layanan yang kuat, meski pendapatan iPhone turun 15 persen.
(Din/Why)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement