Liputan6.com, Jakarta Debat kedua calon presiden (capres) telah dilaksanakan pada Minggu (17/2/2019). Debat kedua capres yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta Pusat itu semakin panas saat sesi tanya jawab.
Dalam debat kedua capres, Joko Widodo (Jokowi) mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan kepada Prabowo Subianto. Capres nomor 01 itu melemparkan pertanyaan kepada Prabowo Subianto perihal strategi peningkatan startup unicorn di Indonesia saat menjadi Presiden terpilih.
Advertisement
Baca Juga
Usai Jokowi menanyakan hal itu, tampak Prabowo kurang memahami apa yang dimaksud dengan unicorn.
"Unicorn, apa yang dimaksud unicorn?," tanya balik Capres nomor 02. "Apa itu unicorn, yang online-online itu?"
Sebenarnya Apa Unicorn yang Dimaksud Jokowi?
Mengutip dari merdeka.com, istilah unicorn dapat disebut untuk mengukur tingkat kesuksesan sebuah startup. Sebab, keberadaan startup di era digital sudah tak dapat lagi dipandang sebelah mata. Karena, berbagai startup telah terbukti berhasil mengimbangi kesuksesan perusahaan-perusahaan besar lain.
Istilah unicorn ini mengacu kepada startup yang memiliki valuasi senilai 1 miliar dolar Amerika (sekitar Rp 13,1 triliun) atau lebih. Seperti dilansir Venture Beat, saat ini terdapat 229 startup yang masuk dalam kategori unicorn.
Semua startup ini tersebar di berbagai belahan dunia termasuk Amerika Serikat, Tiongkok, Jerman, India, Kanada, Inggris, dan Singapura. Startup ini pun menggeluti bidang yang bervariasi seperti keuangan, pemasaran, pelayanan, ritel, dan bahkan games.
Di Indonesia sendiri, telah memiliki 4 perintis unicorn startup yang mulai dilirik oleh para investor asing dengan valuasi diatas 1 miliar dolar Amerika (Rp 13,8 triliun) di antaranya yaitu Tokopedia dengan valuasi sebesar Rp 50 triliun, Gojek dengan valuasi sebesar Rp 40 triliun, Traveloka dengan valuasi sebesar Rp 26 triliun serta Bukalapak dengan valuasi sebesar Rp 15 triliun.
Advertisement
Empat Startup di Indonesia yang Mendapat Predikat Unicorn
Untuk diketahui, saat ini sudah ada empat startup unicorn yang ada di Indonesia, yakni Traveloka, Go-Jek, Bukalapak, dan Tokopedia. Nah, kali ini Liputan6.com, ulas tentang keempat startup di Indonesia yang mendapat predikat unicorn, Senin (18/2/2019).
1. Gojek meraih predikat unicorn pertama di Indonesia
Gojek, merupakan startup yang berdiri di industri teknologi dan transportasi. Gojek didirikan pada tahun 2010 oleh Nadiem Makarim. Awalnya, Gojek hanya menawarkan layanan transpotasi berbasis ojek online. Barulah pada 2015, perusahaan membesut aplikasi mobile untuk memudahkan pemesanan.
Sepak terjang Gojek sebagai transportasi online besutan anak bangsa, tak lepas dari campur tangan investor. Tentu saja, kiprah Gojek memaksimalkan layanan yang kini begitu besar di Tanah Air juga karena bantuan suntikan dana dengan jumlah yang bombastis. Pendanaan dengan jumlah besar inilah yang berhasil menjadikan Gojek menyandang gelar startup unicorn, di mana telah mengantongi dana lebih dari 1 miliar dolar Amerika (setara dengan Rp 13 triliun).
Setelah enam tahun berdiri, Gojek mendapatkan status Unicorn pada 4 Agustus 2016. Menurut informasi yang dilansir Tech in Asia, Selasa (13/2/2018), Gojek telah mendapatkan pendanaan sebanyak empat putaran pada periode 2015-2017. Namun demikian, tiga di antaranya bersifat tertutup (disclosed).
Adapun putaran pendanaan berlangsung pada pertengahan 2016. Beberapa nama besar dalam firma pendanaan dikabarkan tertarik untuk berinvestasi di Gojek. KKR & Co. dan Warburg Pincus LLC adalah perusahaan yang dikabarkan berpartisipasi pada putaran pendanaan ini.
Lewat pendanaan tersebut, Gojek diperkirakan dapat menerima tambahan dana sekitar 400 juta dolar Amerika atau sekitar Rp 5,3 triliun, sekaligus meningkatkan nilai valuasi perusahaan tersebut menjadi 1,2 miliar dolar Amerika atau sekitar Rp 15,6 triliun. Jumlah itu sudah termasuk bentuk dana segar.
Dari sinilah Gojek menjadi startup pertama di Indonesia yang mengantongi predikat unicorn.
Unicorn kedua dan ketiga
2. Tokopedia meraih predikat unicorn kedua
Lahir setahun lebih awal daripada Gojek, tepatnya pada tahun 2009. Tokopedia merupakan perusahaan startup yang berdiri di bidang bisnis marketplace, di mana memungkinkan setiap individu, toko kecil, dan brand untuk membuka dan mengelola toko daring.
Startup ini didirikan oleh William Tanuwijaya. Setelah delapan tahun berdiri, Tokopedia menyusul Gojek mendapatkan predikat unicorn kedua di Indonesia.
Tokopedia telah mendapatkan pendanaan senilai $1,347 miliar. Pendanaan terbesar yang diraih Tokopedia pada 17 Agustus 2017 yang didapatkan dari investasi yang dilakukan oleh Alibaba sebesar 1,1 miliar dolar Amerika.
3. Traveloka meraih predikat unicorn ketiga
Menyusul Gojek dan Tokopedia, selanjutnya yang mendapatkan predikat unicorn adalah Traveloka yang didirikan pada tahun 2012. Perusahaan startup yang didirikan oleh Ferry Unardi dan dua temannya ini memang terbilang masih muda. Perusahaan startup ini berdiri di bidang layanan pemesanan tiket pesawat dan hotel secara daring dengan fokus perjalanan domestik di Indonesia.
Traveloka menyandang predikat unicorn dan menjadi startup Indonesia termuda yang mampu meraih gelar unicorn hingga saat ini. Sama dengan Gojek dan Tokopedia, Traveloka mendapatkan pendanaan mencapai 2 miliar dolar Amerika dengan mendapat tambahan dana lainnya dari Expedia.
Perusahaan asal Amerika Serikat ini menginvestasikan dana sebesar 350 juta dolar Amerika.
Advertisement
Bukalapak
4. Bukalapak menjadi peraih predikat unicorn terakhir
Bukalapak merupakan perusahaan startup yang bergerak di bidang marketplace, yang menyediakan sarana jual – beli dari konsumen ke konsumen. Startup yang lahir di tahun yang sama dengan Gojek, yaitu tahun 2010 ini mendapat pendanaan dari Elang Mahkota Teknologi atau EMTEK.
iPrice Insight mencatat, Bukalapak merupakan e-commerce paling top nomor 2 di Indonesia dari sisi jumlah kunjungan pada data kuartal IV-2018.
Sejak kehadirannya, Bukalapak terus melakukan inovasinya salah satunya dengan membuka kantor terbaru di Bandung, Jawa Barat untuk pusat penelitian dan pengembangan. Selain itu, inovasi teknologi yang bakal dikembangkan di pusat riset ini adalah drone hingga kecerdasan buatan.
Adapun drone yang masih dalam tahap uji coba, nantinya akan digunakan untuk proses pengiriman. Selain itu, Achmad Zaky selaku CEO Bukalapak juga menuturkan dirinya memiliki ide untuk mengembangkan toko ritel tanpa pramuniaga (unmanned retail). Sekadar informasi, unmanned retail merupakan toko tanpa kasir yang seluruh proses pembeliannya dilakukan sendiri tidak dengan bantuan manusia.
Lebih jauh, Bukalapak juga punya layanan untuk membayar pajak kendaraan bermotor Pembayaran pajak ini, dilakukan untuk pemilik kendaraan di daerah Jawa Barat melalui layanan e-Samsat.
Selain itu, Bukalapak sendiri menurut Zaky, sejak awal berkomitmen untuk pengembangan usaha kecil. Namun, saat ini startup yang berpredikat unicorn itu ingin menjadi perusahaan yang lebih peduli lingkungan.