Liputan6.com, Jakarta - Meski hanya menjadi juara ketiga di turnamen JD.ID High School League 2018, tim esports SMA Marsudirini Bekasi mendedikasikan perangkat gaming yang dimenangkan untuk sekolah mereka.
"Izinkan kami menyumbang perangkat PC gaming hasil perjuangan di liga esports antar pelajar untuk lab sekolah,” ujar Lucky, kapten tim esports kepada Hubertus Nugroho Sudjatmiko, Spd, Mpd, Kepala Sekolah SMA Marsudirini.
Penyerahan lima PC gaming berperforma tinggi ini dilakukan oleh Lucky dan rekan setimnya disambut meriah oleh ratusan siswa SMA Marsudirini Bekasi.
Advertisement
Usai diserahkan, pihak sekolah langsung memasang kelima PC gaming itu di lab komputer khusus untuk kegiatan ekstrakulikuler robotik dan esports.
Baca Juga
Pemandangan yang beberapa waktu lalu, atau di masa sekarang, terlihat langka: esports yang banyak dipahami sebagai permainan gim masuk ke lingkungan sekolah dan dilegalkan sebagai bagian pendidikan siswa.
“Awalnya kami pihak guru menentang. Lucky, Alexander, Gery, Alven, dan Yuga didampingi pembimbingnya yang merupakan guru bidang studi TIK harus bolak-balik lebih dari sepuluh kali untuk memberikan penjelasan kepada kami," tutur Hubertus.
Setelah tahu persyaratan ketat dari panitia penyelenggara, akhirnya kami memutuskan untuk mendukung. "Mereka kami minta meyakinkan mengapa esports ini positif dan harus didukung sekolah,” tambahnya.
Izin Lolos Karena Persyaratan Ketat
Lebih lanjut, pihak sekolah juga semakin yakin dengan turnamen itu setelah mengetahui persyaratan ketat dari panitia penyelenggara.
Adapun persyaratan tersebut adalah minimal nilai rata-rata akademis, perjanjian antara siswa peserta dan pihak sekolah untuk tidak mengizinkan menjadi tim jika nilai akademisnya menurun, harus ada pendamping guru, hingga jenis gim yang dipertandingkan.
Setelah mengetahui hal tersebut, pihak sekolah SMA Marsudirini pun akhirnya mengizinkan.
“Hasilnya, mereka tak hanya berhasil finish di peringkat ketiga tingkat nasional yang membuat kami bangga. Namun, kami melihat adanya nilai-nilai edukatif yang berdampak pada pembangunan karakter dan mental mereka,” ujar Hubertus kembali.
Advertisement
Belajar Disiplin
Hubertus menjelaskan, mereka yang masuk ke tim esports mau tidak mau harus belajar tentang kedisiplinan. Karena mereka sudah paham di esports latihan harus dijadwalkan dan ada batas waktunya.
Mereka jadi mengenal makna istirahat, punya komitmen untuk mempertahankan nilai akademis sesuai dengan tanggung jawab mereka sebagai siswa, dan seperti yang disaksikan oleh ratusan siswa-siswa yang lain mereka belajar berkontribusi dan berdedikasi melalui perjuangan yang inspiratif.
“Nilai-nilai pembentukan karakter dan mental anak inilah yang menjadikan SMA Marsudirini Bekasi akan terus berpartisipasi di JD.ID High School League 2019," ucapnya.
"Ini media pembelajaran yang positif untuk anak didik di luar fakta bahwa ada fenomena transformasi digital di kehidupan sekarang yang harus kita sikapi dengan bijak,” tegasnya.
(Ysl/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: