Liputan6.com, Jakarta - Generasi milenial, yang lahir antara tahun 1980-an dan 2000-an, dianggap lebih memiliki tingkat antusiasme, semangat kompetitif yang tinggi, dan mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi untuk bersaing secara global, dibanding dengan generasi sebelumnya.
Menurut penelitian Bank of America Merrill Lynch, generasi milenial sangat ingin bekerja di perusahaan teknologi. Mereka menilai, sektor industri teknologi sangat `seksi` ketimbang industri perbankan atau energi.
Mengutip laman Media Post, Kamis (28/2/2019), selain perusahaan teknologi, milenial juga mengidamkan perusahaan hiburan.
Advertisement
Ada 10 perusahaan teknologi atau hiburan yang paling mereka kagumi, Google berada di puncak daftar, diikuti Netflix, Microsoft, YouTube, Amazon, Nintendo, Walt Disney, Android, Pixar, dan Samsung Electronics.
Baca Juga
Namun, untuk bisa masuk ke perusahaan teknologi seperti Google, ada beberapa tahap yang harus dilakukan oleh si pelamar kerja.
Mantan karyawan Human Resource Development (HRD) Google, Grand Lindsley, membagikan pengalamannya selama dua tahun sebagai 'talent channels specialist' dalam sebuah tulisan di Washington Post.
Menurut Lindsley, untuk bisa bekerja di Google jauh lebih sulit dibandingkan bisa kuliah di Harvard University. Ia mengatakan para karyawan HRD Google menggunakan sebuah software bernama TextExpander untuk menyalin pesan yang sama dan mengirimkannya kepada calon karyawan.
Program TextExpander menampilkan template email berisi salam pembuka, tautan soal deskripsi pekerjaan, dan sejumlah pertanyaan. Lindsley mengirim ratusan pesan setiap pekan, yang sebagian besar pada akhirnya tidak berhasil lolos seleksi.
Bagaimana dengan Perusahaan Teknologi di Indonesia?
Lalu, bagaimana perusahaan teknologi di Indonesia? Perusahaan teknologi e-commerce, Sirclo, yang berdiri di Singapura dan Jakarta sejak 2013 memaparkan mereka berbeda dengan perusahaan teknologi lainnya dalam hal perekrutan.
Sirclo mengklaim membuka diri terhadap pelamar yang ingin mendaftar pada lowongan yang berbeda dari jurusan kuliah. Penilaian terhadap pelamar akan didasarkan pada pengalaman kerja, rekam jejak, serta karakter masing-masing.
Sirclo juga mengaku bahwa proses perekrutan umumnya hanya berlangsung sekitar satu sampai dua minggu.
“Begitu aplikasi diterima, kami akan melakukan screening. Lalu jika lolos, kandidat akan mengikuti tes teknik dan wawancara bersama Human Resources. Langkah yang terakhir adalah wawancara terakhir dengan manajer divisi. Jika terpilih, maka kandidat bisa langsung bergabung dalam tim Sirclo,” jelas Adila Ganiyha Fitri selaku Recruitment & Employer Branding Lead Sirclo, melalui keterangan resminya.
Untuk diketahui, saat ini Sirclo memiliki 206 karyawan, di mana lebih dari 80 persennya berusia 21-30 tahun alias generasi milenial.
“Sebagai sebuah startup teknologi, Sirclo telah mengalami pertumbuhan bisnis yang pesat sejak pertama kali berdiri. Bergabung di Sirclo tentu merupakan kesempatan menarik bagi milenial yang ingin mendalami dunia startup dan jasa teknologi,” kata Brian Marshal, founder dan CEO Sirclo
(Isk/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Advertisement