Liputan6.com, Jakarta - Xiaomi akhirnya mengumumkan sejumlah produk baru di Mobile World Congress (MWC) 2019, tapi tanpa kehadiran smartphone layar lipat.
Juru bicara global Xiaomi, Donovan Sung, pun menjelaskan penyebab perusahaan belum juga mengumumkan smartphone tersebut.
Dilansir Phone Arena, Jumat (1/3/2019), Sung mengatakan, Xiaomi menguji sejumlah konsep smartphone lipat.
Advertisement
Namun, untuk merilisnya ada sejumlah pertimbangan termasuk menunggu pasarnya lebih siap terlebih dahulu.
Baca Juga
"Mengenai waktu peluncuran spesifikasi, saya pikir kami ingin menunggu ponsel ini lebih 'matang' sebelum mengumumkannya. Namun yang pasti, kami mencoba berbagai konsep layar lipat yang berbeda," ungkap Sung saat diwawancarai oleh Venture Beat.
Lebih lanjut, harga dinilai juga sebagai pertimbangan Xiaomi. Smartphone lipat yang ada saat ini dijual dengan harga tinggi. Smartphone Galaxy Fold, misalnya, dibanderol USD 1.980 atau berkisar Rp 27 jutaan.
Harga jual yang tinggi tersebut dinilai tidak sejalan dengan strategi Xiaomi selama ini. Perusahaan asal Negeri Tirai Bambu itu dikenal bisa menghadirkan smartphone dengan harga terjangkau.
Sejumlah vendor [ smartphone]( 3905224 "") akan mengumumkan perangkat dengan layar yang bisa dilipat pada tahun ini.
Sejauh ini yang sudah mengumumkan produk untuk konsumen adalah Samsung dengan Galaxy Fold dan Huawei melalui Mate X.
Ponsel Lipat Jadi Keuntungan Baru untuk Produsen Material Smartphone
Kehadiran smartphone lipat menjadi harapan baru untuk menumbuhkan kembali industri smartphone.
Hal ini tidak hanya menguntungkan bagi vendor smartphone, tapi juga para penyuplai materialnya.
Salah satu yang melihat peluang tersebut adalah para produsen Printed Circuit Board (PCB) di Taiwan.
Sejauh ini, yang sudah mengumumkan ponsel lipat adalah Samsung dengan Galaxy Fold dan Huawei Mate X.
Galaxy Fold akan dirilis pada 26 April 2019, sedangkan Mate X diperkirakan pada pertengahan tahun ini. Oppo dan TCL juga diprediksi akan merilis ponsel lipatnya sebelum akhir tahun ini.
Sejumlah perusahaan tersebut dilaporkan telah memesan PCB dengan desain baru kepada para penyuplainya.
Adanya perubahan pesanan ini, membuat para perusahaan tersebut akan membayar dengan harga lebih tinggi per unit.
PCB digunakan untuk mendukung wiring (penataan dan pengaturan kabel), serta tempat sejumlah komponen di dalam sebuah ponsel.
Berbagai jenis PCB digunakan di dalam smartphone lipat, termasuk yang memiliki desain fleksibel.
Para manufaktur PCB di Taiwan memiliki pangsa pasar terbesar di dunia. Mereka diprediksi akan tetap mendominasi pasar dengan kedatanganan era smartphone lipat.
Sebuah perusahaan di Taiwan, Uniflex Technology, saat ini menjadi rantai penyuplai untuk lini Galaxy S10.
Namun untuk Galaxy Fold, sumber sebagian besar PCB smartphone tersebut dilaporkan berasal dari sebuah perusahaan di Korea Selatan.
(Din/Jek)
Saksikan Video Pililihan Berikut Ini:
Advertisement