Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan Grab dalam beberapa tahun terakhir harus diakui begitu pesat. Tak dimungkiri, Grab kini menjadi salah satu pemain ride hailing terbesar di Asia Tenggara.
Kesuksesan Grab tersebut kini juga bertambah dengan keberhasilannya menyandang status sebagai startup decacorn pertama di Asia Tenggara.
Baca Juga
Decacorn sendiri merupakan sebutan untuk startup yang memiliki nilai valuasi lebih dari US$ 10 miliar. Dengan kata lain, nilai valuasinya 10 kali lipat lebih besar dari unicorn.
Advertisement
[bacajuga:Baca Juga](3904124Â 3884818 3887960)
Keberhasilan Grab itu juga tidak lepas dari dua sosok pendiri. Perlu diketahui, Grab didirikan oleh Anthony Tan dan Tan Hooi Ling dari sebuah garasi di Kuala Lumpur, Malaysia.
Gagasan awal Grab--yang sebelumnya bernama MyTeksi--dimulai ketika keduanya sama-sama bersekolah di Harvard. Ketika itu, mereka sedang menempuh pendidikan Master of Business Administration (MBA).
"Saya pertama kali bertemua Anthony saat acara di Harvard. Dia tampil dengan pakaian bagus, sangat terbuka, dan mengenal semua orang di ruangan," tutur Hooi Ling saat menceritakan kisahnya bertemu Anthony.
Dikutip dari South China Morning Post, Jumat (1/3/2019), sejak berdiri enam tahun lalu, Grab memang memiliki pendekatan yang berbeda dari layanan sejenis.
Saat itu, layanan lain seperti Uber dan Didi Chuxing fokus menghadirkan platform untuk menampung permintaan dan pasokan kendaraan. Namun, Anthony dan Hooi Ling sejak awal fokus pada keamanan.
Pendekatan itu diambil mengingat imej buruk yang ada di taksi Malaysia ketika itu. Saat itu, jaminan keamanan di taksi sangat buruk, sehingga berpengaruh pada industri secara keseluruhan.
Peran Sang Ibu
Oleh sebab itu, keduanya lantas menghadirkan layanan MyTeksi di Malaysia. Di awal kehadirannya, langkah Anthony ini sempat ditentang oleh sang ayah.
Dia diminta untuk melanjutkan bisnis keluarganya,Tan Chong Motor, sebagai perusahaan yang merakit dan memasarkan mobil Nissan di Asia Tenggara. Terlebih, sebelum memulai Grab, Anthony merupakan marketing director Tan Chong Motor.
Beruntung, sang ibu mendukung keputusan Anthony membangun Grab. Bahkan dalam beberapa kesempatan, Anthony menyebut sang ibu sempat menemaninya menemui sejumlah investor di awal kehadiran Grab.
Kini, Grab telah berubah menjadi salah satu perusahaan rintisan paling populer di Asia Tenggara. Fast Company bahkan memasukkan Grab sebagai perusahaan paling inovatif nomor dua di dunia.
Meski sudah berkembang pesat, kedua pendiri Grab masih terjun langsung mengurus operasional perusahaan. Anthony mengaku dirinya lebih sering berkunjung ke Indonesia, salah satu pasar terbesar Grab.
Anthony pun tak segan menyebut bahwa saat ini dirinya sebenarnya belum dapat dikatakan berhasil meraup kesuksesan.
"Apa itu kesuksesan? Tidak ada titik akhir. Kami akan selalu menemukan cara untuk mengganggu diri sendiri," tuturnya.
Selain itu, Anthony juga membawa Grab untuk membangun relasi yang baik dengan pemerintah di masing-masing pasar. Dalam visi terbaru, dia mencanangkan bahwa Grab akan memiliki layanan yang sesuai dengan pasar lokal.
Advertisement
Kesuksesan Pribadi Anthony Tan dan Tan Hooi Ling
Berbekal kesuksesan Grab saat ini, baik Anthony dan Hooi Ling kini masuk dalam daftar 40 orang berusia di bawah 40 tahun yang paling berpengaruh berdasarkan Fortune.
Bahkan khusus untuk Anthony, dia juga berhasil masuk dalam daftar 100 orang paling kreatif versi Fast Company.
(Dam/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: