Liputan6.com, Jakarta - Para pelaku kejahatan tak pernah kehabisan cara untuk menjerat para korban, termasuk di ranah internet. Berbagai konten di internet pun dimanfaatkan, termasuk di situs dewasa alis pornografi.
Dikutip dari keterangan resmi perusahaan keamanan, Kaspersky, banyak teknik penipuan dengan tema dewasa seperti pemerasan dan sextortion, hingga malware yang disamarkan sebagai aplikasi dewasa.
Advertisement
Baca Juga
Para ahli Kaspersky Lab menemukan pembajakan akun situs pornografi mengalami peningkatan pada tahun lalu.
Dibandingkan 2017, jumlah pengguna yang diserang menjadi dua kali lipat, dengan total 110.000 pengguna yang ditargetkan. Jumlah serangan tumbuh lebih cepat, hampir tiga kali lipat dan mencapai 850 ribu.
Kaspersky mengungkapkan, pembajakan login dan kata sandi pada situs pornografi terus menjadi bisnis yang berkembang secara dinamis. Para penipu biasanya tertarik pada akun premium yang menyediakan akses ke konten eksklusif, karena mereka rela membayar mahal.
"Para scammers ini nantinya dapat menghasilkan uang dengan mencuri kredensial akun premium, dan menjualnya di pasar gelap," jelas Kaspersky dalam keterangannya, Selasa (5/3/2019).
Malware Trojan Perbankan
Para penjahat ini tidak menggunakan program khusus untuk mencuri kata sandi pemilik akun situs pornografi. Serangan justru biasanya menggunakan Trojan perbankan, jenis malware yang memiliki spesialisasi dalam pembajakan akun perbankan online atau sistem pembayaran.
"Belakangan ini, program-program tersebut semakin disesuaikan dengan aplikasi baru. Pada 2018, tiga jenis malware finansial, Gozi, Jimy, dan Ramnit, bahkan veteran Betabot dan Panda, mulai memasuki situs-situs porno," ungkap pihak Kasperksy.
Trojan perbankan biasanya melacak halaman web yang dikunjungi pengguna untuk mendapatkan login, dan kata sandi. Setiap kali malware mendeteksi situs web yang menarik, dalam hal ini, situs porno, maka software berbahaya tersebut akan mulai mengambil semua data yang dimasukkan.
"Dengan kata lain, ketika mencoba masuk, kredensial Anda akan jatuh ke tangan scammers," tulis Kaspersky.
(Din/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement