Sukses

Kemkominfo Minta Video Penembakan Selandia Baru Dihapus dari Medsos

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mengecam keras kepada siapapun yang membagikan video tersebut di media sosial.

Liputan6.com, Jakarta - Aksi mengerikan penembakan masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru, disiarkan langsung oleh si pelaku bernama Brenton Tarrant.

Seperti dilansir Express pada Jumat (15/3/2019), Brenton menyiarkan aksi mengerikan tersebut dalam live streaming di media sosial Facebook.

Dari tangkapan layar yang beredar, pelaku menggunakan nama akun Brenton Tarrant 9. Dia mulai melakukan siaran langsung sejak berada di mobil sebelum melakukan serangan.

Mirisnya, video siaran langsung penembakan ini beredar luas di media sosial.

Di Indonesia sendiri, video bahkan sudah dibagikan dan menjamur di lini masa Twitter, dan juga Instagram. Tentu video berisikan tindak keji tersebut membuat resah warganet.

Menanggapi hal ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mengecam keras kepada siapapun yang membagikan video tersebut di media sosial.

Menkominfo Rudiantara, mengatakan telah menghubungi rekan-rekan OTT untuk segera menghapus video tersebut.

"Saya sudah minta teman-teman (OTT) untuk secepatnya dan semaksimal mungkin dilakukan penapisan," ujar Rudiantara kepada Tekno Liputan6.com via pesan teks, Jumat (15/3/2019). 

"Sudah lebih dari 500 video di Facebook, Instagram, Twitter, dan YouTube sedang diproses (dihapus)," sambungnya.

Pada saat yang sama, Dirjen Aptika Kemkominfo Semuel Abrijanji Pangerapan, mengatakan akan segera menghapus video tersebut dari semua platform media sosial. Ia pun sudah menghubungi semua OTT untuk segera men-take down video ini.

"Saya sedang minta YouTube dan semua platform media sosial untuk men-take down video tersebut," ucap pria yang karib disapa Semmy tersebut dalam kesempatan yang sama.

2 dari 3 halaman

Facebook Hapus Live Streaming Pelaku Penembakan di Masjid Selandia Baru

Video live streaming pelaku penembakan, Brenton Tarrant, di masjid Selandia Baru , beserta akun miliknya kini telah dihapus oleh Facebook.

Mirisnya, hal tersebut tidak menghentikan penyebaran rekaman video tersebut.

Dikutip dari News18.com, Jumat (15/3/2019), video yang sama telah disebar di berbagai layanan online, seperti YouTube, Twitter, dan berbagai paltform berbagi video lainnya.

Lebih lanjut, akun @BrentonTarrant yang diyakini miliknya di Twitter juga telah ditangguhkan.

Ia sebelumnya dilaporkan mengunggah manifesto yang cukup panjang sebelum melakukan aksi sadisnya.

Melalui manifesto tersebut, ia menyampaikan kebenciannya terhadap sebauh agama tertentu dan berbicara tentang balasa dendam atas semua invasi oleh penguasa Islam dalam sejarah, perbudakan orang-orang Eropa dalam sejarah, serta ribuan nyawa orang Eropa yang hilang karena serangan teroris.

Pria berusia 38 tahun tersebut melakukan aksinya saat jemaah di Masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru, sedang bersiap melaksanakan salat jumat.

Tarrant menyiarkan aksinya secara langsung di Facebook selama 17 menit. Tarrant diketahui merupakan pria kelahiran Australia.

 

3 dari 3 halaman

Jokowi Kecam Keras Penembakan di Masjid Selandia Baru

Lebih lanjut, Presiden Jokowi mengecam keras aksi penembakan di Masjid An-Nur di Christchurch, Selandia Baru. Total ada 40 orang yang menjadi korban serangan ini.

"Terlepas siapa itu pelakunya, kita sangat mengecam keras aksi ini," kata Jokowi di Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara, Jumat (15/3/2019).

Jokowi mengaku belum mendapat kepastian dari Menteri Luar Negeri, Retno ,Marsudi terkait jumlah korban dan pelaku aksi ini. Namun, dia menyampaikan duka mendalam terhadap para korban aksi penembakan tersebut.

"Kita pemerintah Indonesia sampaikan duka mendalam kepada korban yang ada dari korban aksi tersebut," ucapnya.

Menteri Retno mengatakan, pihaknya di Selandia Baru memantau dari dekat peristiwa penembakan masjid di Kota Christchurch. Retno mengatakan sudah mendapatkan informasi dari pihak duta besar Selandia Baru untuk Indonesia, Tantowi Yahya, bahwa terjadi penembakan sekitar pukul 13.40 waktu Selandia Baru.

"Informasi yang kita kumpulkan. Informasi awal, terdapat 6 warga negara Indonesia yang berada di masjid tersebut," kata Retno di Kantor Wakil Presiden, Jakarta Pusat.

(Din/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: