Liputan6.com, Jakarta - Twitter kerap menguji sejumlah fitur sebelum dirilis untuk seluruh penggunanya. Kali ini, perusahaan dilaporkan sedang menyiapkan fitur baru yang akan mempermudah para pengguna.
Dilansir Phone Arena, Senin (18/3/2019), menurut pengamat aplikasi Jane Manchun Wong (@wongmjane), Twitter sedang menguji sebuah fitur agar para pengguna bisa mengikuti sebuah percakapan tanpa harus me-like atau merespons twit bersangkutan. Sekadar diketahui, Wong kerap menemukan fitur-fitur yang belum dirilis.
Advertisement
Baca Juga
Wong mengatakan, fitur baru Twitter ini bernama "Subscribe to conversation". Jika seorang pengguna mendaftar untuk fitur ini, maka dia akan menerima notifikasi ketika ada balasan baru terhadap percakapan tertentu.
Twitter pun telah merespons temuan Wong tersebut. Menurut tim komunikasi Twitter, fitur baru ini akan membuat layanan tersebut menjadi lebih interaktif.
"Ini merupakan bagian dari pekerjaan kami untuk membuat Twitter lebih 'conversational'," tulis @TwitterComms.
Sejauh ini, belum ada konfirmasi mengenai waktu peluncuran fitur baru tersebut. Namun, pihak Twitter biasanya akan menyampaikan pengumuman, begitu fitur baru telah dirilis untuk publik.
BSSN Minta Twitter Berantas Konten Negatif
Lebih lanjut, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menggelar pertemuan dengan penyedia platform media sosial Twitter dan Facebook. Salah satu yang dibahas, mengenai konten negatif dan hoaks yang beredar di keduanya.
"Saat ini ada banyak konten negatif di medsos (media sosial), dan jika dibiarkan akan membuat ruang siber jadi tidak ramah, BSSN tidak tolerir hal tersebut," kata Sekretaris Utama BSSN, Syahrul Mubarak, di Jakarta, beberapa hari lalu.
Dia mengungkapkan, di Indonesia ada banyak sekali media sosial dan beberapa di antaranya dipakai oleh banyak pengguna. Untuk itu BSSN mengingatkan, penyedia platform juga harus berperan aktif menjaga layanan masing-masing bebas dari konten negatif dan hoaks.
BSSN pun meminta penyedia platform tidak hanya mengambil keuntungan dari bisnisnya di Indonesia, tetapi juga ikut berkontribusi menjaga ranah siber.
"Mereka (penyedia platform digital) dituntut untuk tidak hanya memetik buah manis keuntungan dari banyaknya pengguna. Mereka harus serius responsif, dan nyata dalam mengeliminasi beredarnya berbagai konten negatif," tuturnya.
Dalam hal ini, BSSN menekankan agar penyedia platform digital untuk ikut bertanggung jawab terhadap masifnya penyebaran hoaks, yang dinilai mulai mengganggu keamanan nasional.
(Din/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement