Sukses

Tiket AirAsia Hilang di Sejumlah OTA, KPPU Didesak Selidiki Kasus Ini

Tak cuma di Traveloka dan Tiket, tiket Air Asia juga 'hilang' di 15 agen travel online dan offline di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus hilangnya tiket AirAsia di online travel agencies (OTA) Indonesia terus bergulir.

Tak cuma Traveloka dan Tiket, laporan terbaru menyebutkan tiket maskapai penerbangan asal Malaysia tersebut juga hilang di 15 agen travel online dan offline di Indonesia.

Mengutip laman Skift, Selasa (19/3/2019), tiga di antaranya adalah Panorama Group, Golden Rama Tours & Travel, dan Wita Tour (di luar Traveloka dan Tiket). Mereka telah menyetop penjualan tiket AirAsia sejak pekan lalu.

Berkaitan dengan hal tersebut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) didesak untuk menyelidiki kasus 'hilangnya' tiket AirAsia di sejumlah OTA.

"KPPU harus selidiki kasus ini. Kalau terkait dengan kompetisi itu KPPU bisa masuk, tanpa harus ada pelaporan," kata Direktur Indonesia ICT Institute Heru Sutadi kepada Tekno Liputan6.com via pesan singkat, Selasa (19/3/2019) di Jakarta.

Ia menuturkan, kompetisi memberikan banyak keuntungan, seperti persaingan dalam hal harga, kualitas layanan, maupun wilayah layanan.

"Kompetisi harus dijaga. Jika ada gelagat persaingan tidak sehat, untuk menjamin kompetisi maka KPPU harus turun tangan. Kecuali masalah ini cepat dapat diselesaikan," ucapnya memungkaskan.

 

 

2 dari 3 halaman

Tiket AirAsia Masih Dijual via Offline

Namun uniknya, Panorama, Golden Rama, dan Wita Tour masih menjual tiket AirAsia secara offline, misalnya melalui cabang-cabangnya.

Dalam investigasinya, Skift telah menghubungi pihak Panorama, Golden Rama, dan Wita untuk meminta komentar resmi, tetapi tidak ada balasan.

Seorang sumber di salah satu dari 15 agen travel tersebut mengatakan, "Memang, ada langkah untuk 'mengasingkan' AirAsia. Dalam kasus ini, kami didekati oleh Garuda Indonesia. Sebut saja 'anti monopoli' atau 'kartel,' apa pun itu saya tidak tahu.”

Sumber yang tak disebutkan identitasnya itu mengatakan bahwa kasus ini baru kali pertama terjadi.

“Kami tidak punya pilihan. Mereka (maskapai penerbangan) menekan OTA sejak Januari, kemudian agen-agen besar. Sangat menyedihkan. Kami memiliki hubungan yang baik dengan AirAsia; Saya kenal CEO AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan. Tetapi AirAsia tidak ingin didikte oleh dua grup maskapai besar,” kata sumber itu.

Pun demikian, AirAsia menolak untuk berkomentar secara langsung tentang tuduhan agen yang bekerja sama untuk itu.

 

3 dari 3 halaman

Campur Tangan Garuda Indonesia dan Lion Air?

Skift menduga Garuda Indonesia dan Lion Air mendorong pemain OTA untuk tidak menjual tiket AirAsia. Dugaan ini muncul ketika Skift mencoba melakukan pencarian tiket dengan tujuan Jakarta-Kuala Lumpur, di mana Jetstar dan Scoot muncul dalam pencarian.

Kedua penerbangan internasional berbiaya murah itu bisa jadi muncul di Traveloka karena tidak menawarkan rute sebanyak yang AirAsia lakukan di Indonesia. AirAsia menawarkan delapan rute domestik unik, yang mana tidak ditawarkan oleh maskapai lain, dan 36 rute internasional unik.

Sebelumnya, Traveloka menyatakan hilangnya tiket AirAsia karena adanya ‘system maintenance’. Namun, ketika Skift mengonfirmasi kepada juru bicara Traveloka, pihaknya mengaku tak bisa berkomentar banyak dan tengah berusaha melakukan pertemuan dengan manajemen AirAsia untuk mencari solusi.

Kepada Tekno Liputan6.com, Director of Public Relations Traveloka Sufintri Rahayu mengatakan saat ini Traveloka dan AirAsia tengah menempuh dialog untuk menemukan solusi terbaik untuk kepentingan semua pihak.

"Sebagai perusahaan teknologi di bidang travel dan lifestyle terbesar di Asia Tenggara, tentunya Traveloka terus bertekad untuk mengutamakan kenyamanan pengguna dengan memberikan alternatif pilihan maskapai yang lengkap dan beragam," tuturnya menambahkan.

(Isk/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini