Liputan6.com, Jakarta Pemerintah terus mengebut pembangunan infrastruktur langit untuk mendukung akses internet cepat yang menjangkau kabupaten dan kotamadya di Indonesia.
Selain dengan Palapa Ring, infrastruktur langit yang diharapkan adalah melalui satelit internet cepat alias high throughput satellite (HTS) yang bakal diluncurkan pada 2022.
Dengan begitu, internet cepat bisa membantu siswa belajar dan menjalankan Ujian Nasional Berbasis Komputer, membantu pelayanan kesehatan di puskesmas, operasional kantor desa, koramil, dan polsek.
Advertisement
Baca Juga
Namun demikian, sebelum HTS beroperasi, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) menyebut akan menyewa empat satelit tambahan yang menyalurkan internet cepat ke berbagai titik.
Satelit pertama sudah disewa oleh pemerintah, yakni Nusantara 1 milik Pasifik Satelit Nusantara (PSN) yang diluncurkan akhir Februari lalu.
Â
Sewa Empat Satelit
Lebih lanjut, Direktur Utama BAKTI Anang Latif mengatakan, untuk mengisi kebutuhan, pemerintah juga akan menyewa empat satelit lain.
"Sambil nunggu (satelit HTS beroperasi), kita sewa satelit. Kita sedang jajaki, untuk Nusantara Satu kita menunggu mereka beroperasi," tutur Anang di Jakarta, Rabu (20/3/2019), kemarin.
Anang mengatakan, kapasitas internet yang bisa disokong oleh Nusantara Satu adalah 15Gbps.
Namun begitu, menurut Anang, kebutuhan kapasitas internet cepat untuk menjangkau seluruh wilayah RI adalah 150Gbps.
"Kami sedang jajaki, namun dalam masa transisi hingga satelit HTS meluncur, kebutuhan minimalnya bisa mencapai 40Gbps. Artinya sekarang desak-desakan dulu tidak apa-apa karena sewa satelit lebih mahal ketimbang meluncurkan sendiri," kata Anang.
Lebih lanjut, untuk memenuhi kekurangan tersebut, pemerintah akan menyewa empat unit satelit lainnya. "Rencananya mau sewa empat lagi, itu baru siap di bulan Mei atau Juni pemainnya ada yang dari asing, itu dari Hong Kong, namun baru efektif berlaku sewanya setelahnya," tutur Anang.
Dengan begitu, total pemerintah akan menyewa lima satelit. "Jadi tidak ada gap terkait teknologi dari 2020 hingga 2022 saat satelit HTS beroperasi," ujarnya.
(Tin/Ysl)
Advertisement