Liputan6.com, Jakarta - Sony diprediksi akan semakin memperkecil bisnis mobile setelah mengumumkan penggabungannya dengan divisi TV, audio, dan kamera beberapa waktu lalu.
Meskipun tidak diumumkan, Sony disebut berusaha "menyembunyikan" kerugian divisi mobile di dalam profit ketiga bisnis lain tersebut.
Dikutip dari Phone Arena, Senin (1/4/2019), menurut laporan dari Nikkei Asian Review, Sony berencana memberhentikan 50 persen karyawan divisi mobile pada 2020.
Advertisement
Sebanyak dua ribu orang akan kehilangan pekerjaannya, atau kemungkinan dipindahkan ke divisi lain.
Baca Juga
Selain itu, Sony juga dilaporkan akan menawarkan pensiun secara sukarela di cabang bisnisnya di Eropa dan Tiongkok. Namun, sejauh ini belum ada konfirmasi resmi dari Sony tentang hal tersebut.
Adapun langkah Sony ini disebut merupakan bagian dari penghemata biaya di dalam bisnis mobile.
Langkah lain adalah pemangkasan biaya, yakni dengan membatasi penjualan di sejumlah wilayah.
Sony dilaporkan akan berhenti menjual smartphone, atau menjual sangat sedikit di Asia Tenggara dan beberapa area lain.
Perusahaan asal Negeri Sakura itu akan lebih fokus di pasar Eropa dan Asia Timur, karena dinilai merupakan pasar yang lebih baik untuk produk-produknya.
CEO Huawei Bicara soal Masa Depan Smartphone Lipat
Sony saat ini tengah menghadapi persaingan sengit dari para kompetitornya. Pasar smartphone dikuasai oleh vendor dari Tiongkok, beserta Samsung dan Apple.
Sejumlah vendor smartphone pun tengah menyiapkan kategori produk baru, perangkat dengan layar yang bisa dilipat. Saat ini yang sudah mengumumkan smartphone lipat adalah Samsung dan Huawei.
CEO Huawei, Richard Yu, dalam sebuah wawancara dengan media Jerman De Welt, membicarakan tentang masa depan bisnis smartphone, termasuk perangkat lipat. Mengenai perangkat lipat, ia meyakini produk tersebut akan memiliki peran penting di pasar smartphone.
Mate X merupakan smartphone lipat pertama dari Huawei. Yu pun optimistis perangkat tersebut akan memberikan dampak signifikan di pasar smartphone dalam beberapa tahun ke depan. Khususnya, karena banyak perusahaan lain akan meniru desainnya.
Selain itu, Yu juga mengatakan, harga jual smartphone lipat seiring dengan peningkatan popularitasnya, akan semakin murah. Mate X sendiri dibanderol sekira USD 2.585 di Eropa. Ia pun berharap Huawei suatu saat nanti bisa menjual smartphone lipat kurang dari US$ 1.125, bahkan di bawah USD 562.
Lebih lanjut, pimpinan Huawei itu juga turut menyinggung iPhone lipat. Menurut Yu, iPhone lipat kemungkinan tidak akan dirilis pada tahun ini. Bahkan secara pribadi, ia merasa sampai tahun depan belum ada smartphone lipat dari Apple.
(Din/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement