Liputan6.com, Jakarta - Manufaktur layar asal Jepang, Japan Display Inc. (JDI) disebut mengalami masa-masa sulit ketika Apple melakukan transisi ke layar OLED. Perusahaan dan lini produksi yang hanya LCD tidak mampu bersaing, tapi kini muncul kabar baik.
Dilansir GSM Arena, Jumat (5/4/2019), menurut laporan baru, para investor Tiongkok dan pemerintah Jepang dilaporkan akan mengalirkan dana hampir US$ 1 miliar untuk membantu JDI memasuki pasar produksi OLED. Oleh karena itu, perusahaan disebut akan menyuplai Apple dengan layar OLED untuk Apple Watch terbaru.
Advertisement
Baca Juga
Samsung dan LG sejauh ini mendominasi pengiriman OLED untuk iPhone dan Apple Watch. Kehadiran JDI akan membuat penyuplai Apple semakin beragam.
Layar buatan Samsung kemungkinan besar akan tetap menjadi pilihan utama untuk iPhone terbaru. Hal ini karena Samsung dinilai lebih unggul dalam hal keahlian dan skala produksi untuk layar OLED.
Meskipun terlambat memasuki pasar produksi OLED, JDI telah terbukti menjadi mitra terpercaya bagi Apple selama bertahun-tahun. Kehadiran JDI sebagai penyuplai OLED bagi Apple akan menguntungkan kedua belah pihak.
Bagi Apple, perusahaan akan memiliki semakin banyak mitra penyuplai OLED. Pengapalan smartwatch dilaporkan telah tumbuh lebih dari 40 persen pada tahun lalu, sehingga masih besar ruang untuk tumbuh, dan hal ini menguntungkan JDI sebagai penyuplai OLED untuk Apple Watch.
Pengguna Gugat Apple Karena Baterai Apple Watch Menggembung
Lebih lanjut, seorang pengguna Apple Watch baru saja melayangkan gugatan hukum kepada Apple. Gugatan hukum dilakukan terkait masalah yang terjadi pada smartwatch miliknya.
Dikutip dari Slash Gear, gugatan dilayangkan oleh seorang penduduk New Jersey, Amerika Serikat, beberapa waktu lalu. Dalam gugatannya, dia menyebut Apple masih saja menjual Apple Watch, meski tahu baterainya bermasalah.
Menurutnya, baterai Apple Watch tiba-tiba menggembung dan merusak layarnya. Pada beberapa kasus, peristiwa itu ternyata melukai penggunanya dan mengganggu tampilan layar.
Penggugat juga menyebut Apple sebenarnya tahu smartwatch rentan terhadap persoalan cacat baterai lithium-ion, tapi tetap memilih untuk menjual produknya.
Tidak hanya itu, dia juga menuduh Apple telah melanggar garansi yang diberikan pada konsumen. Dia menyebutkan, meski baterai yang menggelembung itu bukan kesalahan penggunaan, Apple menolak untuk memperbaikinya secara gratis.
Menurut penggugat, ini bukan kali pertama ada masalah baterai pada Apple Watch. Tahun lalu, masalah serupa juga pernah terjadi, tapi masih terbatas pada seri tertentu. Sementara kali ini, masalah itu ditemukan pada lebih banyak model.
Menariknya, pihak yang melakukan gugatan hukum ini pernah melakukan hal serupa pada 2018. Namun ketika itu, kasus ini tidak dilanjutkan karena hakim merasa belum ada informasi detail mengenai penyebab masalah.
(Din/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement