Liputan6.com, Jakarta - Tokoh Frankenstein kerap dijadikan kisah fiktif sepanjang waktu. Menariknya, kisah Frankenstein ternyata menginspirasi beberapa ilmuwan dalam melakukan transplantasi otak.
Baca Juga
Advertisement
Ahli saraf dan insinyur mekanik di University of Minnesota, ambil contoh, menguji coba dengan mentransplantasikan implan tembus pandang di bagian atas tengkorak otak tikus.
Pendekatan baru pada penelitian ini diharapkan bisa mengetahui sifat otak manusia saat mengalami gegar otak, demensia, Alzheimer, dan Parkinson.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Visualisasi dan Interaksi dengan Otak Tikus
"Apa yang coba kami lakukan adalah melihat apakah kami dapat memvisualisasikan dan berinteraksi dengan sebagian besar otak tikus, yang disebut korteks, dalam jangka waktu yang lama," kata peneliti dari University of Minnesota, Suhasa Kodandaramaiah, seperti dilaporkan IFL Science, Senin (8/4/2019).
"Teknologi ini memungkinkan kita melihat sebagian besar korteks beraksi dengan kontrol dan presisi yang belum terjadi sebelumnya," ujar dia.
Â
Advertisement
90 Persen Transplantasi Sukses
Dilaporkan dalam jurnal Nature Communications, tim peneliti ini menciptakan transplantasi See-Sheel, menggunakan pemindai digital tengkorak tikus dan teknologi tiga dimensi.
Para peneliti kemudian mentransplantasikan tengkorak bagian atas yang terbuat polimer transparan ke dalam lusinan tikus selama rata-rata 92 hari.
Lebih dari 90 persen transplantasi sukses. Tubuh tikus tidak menolak implan tersebut. Kondisi ini pun memungkinkan peneliti mempelajari kondisi otaknya.Â
Reporter: Dream
Sumber: Dream.co.id
(Jek)
Â