Sukses

Riwayat Browsing dan Lokasi di Google Bakal Terhapus Secara Otomatis

Kehadiran fitur tersebut diklaim bisa memudahkan pengguna dalam menghapus dan mengatur data riwayat pencarian mereka.

Liputan6.com, Jakarta - Pengguna Google nantinya tak perlu repot menghapus riwayat browsing dan lokasi secara manual.

Sebab, Google  dikabarkan akan meluncurkan fitur baru, New Auto-Delete Controls, yang memungkinkan semua riwayat pencarian dan lokasi terhapus secara otomatis.

Dikutip Geek pada Kamis (2/5/2019), fitur ini sebetulnya sudah diumumkan perusahaan pada akhir April 2019.

Kehadiran fitur tersebut diklaim bisa memudahkan pengguna dalam menghapus dan mengatur data riwayat pencarian mereka.

Nantinya, pengguna hanya perlu mengunjungi akun Google mereka untuk mengakses toggle on and off control pada pengaturan Location History dan Web & App Activity, sehingga nantinya pengguna bisa memilih untuk menghapus bagian secara manual atau otomatis.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Bisa Atur Waktu

Asyiknya lagi, fitur ini juga memungkinkan pengguna menghapus riwayat pencarian dan lokasi sesuai dengan waktu yang diinginkan, entah itu beberapa minggu, beberapa bulan, atau lebih dari satu tahun.

Google mengungkap, fitur ini akan segera digulirkan dalam waktu dekat. Meski belum bisa diakses secara utuh, pengguna sudah bisa melihat fitur ini dalam laman Activity Control di akun Google.

3 dari 3 halaman

Google Tendang Aplikasi Penipuan dari Play Store

Google belum lama ini juga dikabarkan menghapus puluhan aplikasi milik developer asal Tiongkok, DO Global, dari Play Store karena dinilai melakukan penipuan melalui iklan.

DO Global merupakan salah satu developer yang cukup terkenal, dan sebelumnya memiliki sekitar 100 aplikasi di Google Play Store.

Dikutip dari Phone Arena, Kamis (2/5/2019), sebanyak 46 aplikasi milik DO Global telah dihapus dari Play Store. Aplikasi yang tersisa pun akan segera dihapus.

DO Global sebelumnya dimiliki sepenuhnya oleh anak usaha perusahaan internet Tiongkok, Baidu. Pada tahun lalu, unit bisnis tersebut dilepas, tapi Baidu tetap memiliki 34 persen sahamnya.

Aplikasi-aplikasi bermasalah tersebut dihapus setelah BuzzFeed merilis hasil investigasi.

BuzzFeed melaporkan sedikitnya enam aplikasi dari DO Global akan meng-klik iklan, meski aplikasi tersebut tidak digunakan.

Perusahaan keamanan online Checkpoint, yang bekerja sama dengan BuzzFeed, menemukan aplikasi-aplikasi tersebut berisi malware bernama PreAMo.

Aplikasi-aplikasi tersebut meng-klik banner iklan yang dimiliki oleh jaringan iklan mobile Presage, Admob, dan Mopub.

Checkpoint mengklaim malware dipasang pada enam aplikasi DO Global sebanyak 90 juta kali.

Beberapa aplikasi tersebut berhubungan dengan sejumlah developer seperti Pic Tools Group dan Photo Artist Studio, yang kepemilikan sebenarnya disembunyikan oleh DO Global. Hal ini melanggar peraturan Play Store yang lain.

Dalam sebuah pernyataan, Google mengatakan akan selalu menginvestigasi perilaku jahat di berbagai aplikasi.

Ketika pelanggaran ditemukan, perusahaan akan mencegah pengembang memonetisasi aplikasi melalui AdMob, dan atau menghapus aplikasi dari Play Store.

(Jek/Ysl)

Â