Liputan6.com, Jakarta Hutchison Tri Indonesia (Tri) menyatakan mulai mengurangi jumlah Base Transceiver Station (BTS) 2G yang digunakan perusahaan.
Disampaikan Chief Commercial Officer Tri Indonesia, Dolly Susanto, saat ini perusahan sudah menggunakan 55.000 BTS, di mana ada 25 ribu BTS 4G, sekitar 15 ribu BTS 2G, dan sisanya BTS 3G.
Advertisement
Baca Juga
Dalam beberapa tahun terakhir, kata Dolly, pemanfaatan BTS 2G memang mulai berkurang. Karenanya, Tri mulai memangkas jumlah BTS 2G.
"Kalau dihitung, tiga persen dari total site 2G sudah kami shut down karena kami lihat pelanggannya sudah tak ada,” kata Dolly kepada Tekno Liputan6.com di Jakarta, Selasa (7/5/2019).
Adapun pengurangan BTS 2G, sambung Dolly, dilakukan di beberapa kota besar seperti Jakarta.
Tak cuma Jakarta, kota lain yang juga sudah mulai mengurangi penggunaan BTS 2G biasanya seperti kota-kota dengan pelanggan menengah ke atas yang sudah memakai smartphone untuk kesehariannya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Daerah yang Tak Lagi Pakai 2G
Dolly mengungkap, kalau sekarang ini dari 38 juta pelanggan Tri, ada 95 persen pelanggan yang merupakan pengguna smartphone.
“Daerah masyarakatnya yang sudah menggunakan smartphone itu seperti daerah menengah ke atas sudah tidak pakai 2G, jadi sudah tak ada lagi dampak buat pelanggan,” tutur Dolly.
Sekadar informasi, hingga akhir 2018, kinerja usaha Tri tumbuh dengan baik. Perusahaan terbukti mampu membukukan kenaikan pendapatan hingga dua digit dibandingkan dengan 2017.
Advertisement
EBITDA Tri Meningkat 4 Kali Lipat
Selain itu, Tri juga mengklaim kalau EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) meningkat empat kali lipat pada 2018 dengan jumlah pelanggan hingga 37 juta.
Trafik data Tri juga melesat lebih dari 80 persen pada 2018 jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Secara global, berdasarkan laporan tahunan Hutchison Group tahun buku 2018, Tri sudah berkontribusi sebesar 64 persen dari total jumlah pelanggan Hutchison Asia Telecommunications yang mencapai 49,82 juta pelanggan.
Pendapatan yang dibukukan Tri sepanjang 2018 mencapai HKD 7,31 miliar dengan EBITDA senilai HKD 1,64 miliar.
Pun begitu, Hutchison mengaku, jumlah pelanggan Tri merosot 49 persen akibat pengetatan regulasi registrasi pelanggan prabayar.
(Jek/Ysl)