Liputan6.com, Jakarta - Badan Antariksa Eropa (European Space Agency, ESA), akan menguji teknologi nanopartikel yang nantinya akan digunakan untuk metode anti penuaan pada manusia.
Nanopartikel ini, sebagaimana dikutip Geek pada Kamis (9/5/2019), dibawa ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station, ISS) dengan pesawat kargo SpaceX, Dragon.
Advertisement
Baca Juga
Nanopartikel tersebut berisikan sel-sel dan partikel keramik yang nantinya akan disimpan dalam sebuah inkubator selama enam hari.
Nanopartikel ini, nantinya akan dikembangkan menjadi Nano Antioxidants, yang bakal menstimulasi sel anti penuaan, di mana akan mengurangi risiko pengeriputan, gagal jantung, diabetes, hingga Parkinson.
"Nanoteknologi telah dieksplor untuk ranah kesehatan di Bumi. Namun, pengaplikasiannya untuk di luar angkasa masih kami akan pelajari," ujar ilmuwan Italian Institute of Technology, Gianni Ciofani.
Secara teknis, partikel keramik yang disebut nanoceria ini, meniru kebiasaan biologis dari enzim organisme hidup.
Partikel tersebut, berperan sebagai agen antioksidan, tanpa memerlukan proses yang berulang seperti menelan pil atau disuntik, yang mana efeknya baru bisa diperoleh setelah beberapa minggu kemudian.
"Partikel ini bisa meregenerasi diri mereka hanya dalam beberapa hari," terang Ciofani.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Enam Hari di Inkubator
Nanoceria ini, akan menghabiskan enam hari di dalam inkubator Kunik--semacam mesin sentrifuse yang mensimulasi gravitasi.
Setengah dari sampel partikel akan disimpan dalam gravitasi nol, di mana sisanya akan disimpan dalam gravitasi yang sama dengan Bumi.
Dari situ, ilmuwan akan membandingkan hasil nanoceria yang disimpan dalam dua jenis gravitasi yang berbeda.
Ke depannya, nanoceria akan dikembangkan sebagai suplemen anti penuaan yang digunakan oleh astronot selama misi luar angkasanya berlangsung, seperti misi ke Bulan dan Mars.
(Jek/Ysl)
Advertisement