Liputan6.com, Jakarta - Google sudah mulai merilis teknologi Augmented Reality (AR) pada layanan Maps untuk perangkat Pixel. Hal ini diumumkan secara langsung oleh akun Google Maps di Twitter.
Dilansir GSM Arena, Jumat (10/5/2019), Google telah mengumumkan Maps dengan teknologi AR ini setahun yang lalu, tapi saat itu perusahaan belum puas dengan performanya.
Peluncuran fitur Maps AR untuk Pixel ini digelar setelah sebelumnya dilakukan pengujian untuk Google Maps Local Guides pada awal Februari 2019.
Advertisement
Baca Juga
Sejauh ini belum ada informasi mengenai kehadiran fitur AR ini untuk perangkat non-Pixel.
Adapun tentang teknologi AR, ketika fitur tersebut diaktifkan maka ponsel akan secara otomatis mengakses kamera. Kemudian, akan muncul tampilan lingkungan di sekitar pengguna seperti gedung dan orang-orang yang ada di depan ponselnya. Selain itu, pada bagian bawah layar terdapat tampilan peta Google seperti biasa.
Google Maps meets AR. Rolling out to Pixel phones, starting today. #io19 pic.twitter.com/rDBxvbZyF8
— Google Maps (@googlemaps) May 7, 2019
Fitur AR ini akan memberikan berbagai informasi, seperti keterangan nama jalan dan panah penunjuk arah.
Sebelum fitur AR ini digunakan, Google memberikan peringatan bahwa berjalan dan menatap layar secara bersamaan bukan tindakan yang aman. Hal ini mengingat bahaya penggunaan smartphone ketika sedang berjalan.
Selain itu, Google jug menekankan penggunaan fitur AR akan memakan konsumsi data mobile lebih tinggi ketimbang menggunakan Maps seperti biasa. Begitu pula dengan daya tahan baterai.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Google Maps Kini Hadir dengan Fitur Incognito Mode
Lebih lanjut, Google juga baru saja mengumumkan fitur Incognito Mode untuk Google Maps dalam acara Google I/O 2019. Bagi pengguna layanan Google, nama tersebut tentu tidak asing karena memang sudah cukup lama tersedia di Chrome.
Namun kali ini, Google memboyong kemampuan tersebut ke aplikasi Maps. Upaya ini disebut merupakan langkah Google menghargai keamanan dan privasi para pengguna layanannya.
"Privasi dan keamanan merupakan fondasi dari semua yang kami lakukan," tutur CEO Google Sundar Pichai seperti dikutip dari Venture Beat, Rabu (8/5/2019).
Pada dasarnya, modus ini memang tidak sepenuhnya menghentikan pelacakan aktivitas pengguna. Kendati demikian, dengan mengaktifkan modus ini, aktivitas tersebut setidaknya tidak tersimpan dan dihubungkan ke profil pengguna.
Google dengan kata lain memberikan kesempatan pengguna mengontrol hal yang dicarinya.
Tidak hanya itu, perusahaan juga mengungkapkan secara resmi kehadiran fitur untuk memudahkan pengguna menghapus riwayat dan lokasi dari akun Google miliknya.
Melalui fitur tersebut, pengguna dapat mengatur secara manual atau otomatis menghapus aktivitas akun miliknya. Google menyediakan durasi penyimpanan aktivitas mulai dari tiga bulan hingga 18 bulan, sebelum seluruhnya dihapus secara otomatis.
Google menyebut fitur ini akan hadir untuk pengguna dalam beberapa pekan ke depan. Raksasa internet itu juga menyebut fitur ini merupakan langkah awal, sehingga tidak tertutup kemungkinan fitur serupa akan hadir untuk layanan lain.
(Din/Ysl)
Advertisement