Sukses

Saat Internetan, Warga Indonesia Akses Apa Saja?

Hasil survei APJII menyebut, pada 2018 jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai angka 171,17 juta. Mereka kebanyakan mengakses internet lewat smartphone, konten apa saja yang sering dibuka?

Liputan6.com, Jakarta - Internet kini seolah jadi barang wajib bagi penggunanya, termasuk warga Indonesia. Berdasarkan hasil survei pengguna internet 2018 oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna internet di Tanah Air kini mencapai 171,17 juta orang.

Jumlah ini 64,8 persen dari total penduduk Indonesia yang kini tercatat sebesar 264,16 juta jiwa.

Pengguna di Indonesia menurut survei APJII paling banyak mengakses internet melalui smartphone setiap harinya dengan persentase 93,9 persen.

Lantas, konten apa saja yang diakses orang Indonesia saat internetan?

"Orang Indonesia menggunakan internet untuk berbagai hal, misalnya menonton film, belanja online, dan lain-lain," tutur Sekretaris Jenderal APJII Henri Kasyfi Soemartono saat memaparkan hasil survei tersebut di Jakarta, Rabu (15/5/2019) malam.

Hasil survei APJII menyebut, orang Indonesia memakai internet untuk menonton film atau video dengan persentase 45,3 persen, bermain gim 17,1 persen, mendengarkan musik 14,6 persen, menonton pertandingan 5,9 persen, karaoke 1,6 persen, hingga mendengarkan radio 0,9 persen.

2 dari 4 halaman

Medsos yang Sering Dibuka

Hasil survei APJII juga mencatat, ada sejumlah laman serta aplikasi media sosial yang kerap dikunjungi pengguna internet Indonesia.

Adapun media sosial yang dikunjungi antara lain adalah Facebook dengan persentase cukup besar yakni 50,7 persen. Selanjutnya Instagram juga cukup banyak dikunjungi oleh orang Indonesia, persentasenya adalah 17,8 persen.

Media sosial seperti Twitter pun dikunjungi pengguna dengan persentase 1,7 persen. Diikuti dengan jejaring sosial profesional LinkedIn yang dikunjugi 0,4 persen responden.

Laman berbagi video YouTube pun termasuk yang sering dikunjungi oleh pengguna internet di Indonesia dengan persentase 15,1 persen.

3 dari 4 halaman

Belanja Online

Diungkapkan oleh Henri, ketika mengakses internet untuk tujuan komersil seperti belanja online, orang Indonesia membuka laman online shop.

Adapun laman online shop yang kerap dikunjungi oleh pengguna internet Indonesia antara lain adalah Shoppe dengan persentase 11,2 persen, Bukalapak sebesar 8,4 persen, Lazada sebesar 6,7 persen, hingga Tokopedia 4,3 persen.

Laman komersil lain yang juga dibuka oleh pengguna Indonesia antara lain adalah Traveloka, OLX, Gojek, Gramedia, Amazon, Blibli, dan lain-lain.

Namun demikian, mayoritas responden (53,4 persen) mengaku tidak pernah berkunjung ke laman-laman komersil di atas.

Orang Indonesia, menurut hasil survei APJII, paling banyak berbelanja baju lewat internet. Persentasenya sebesar 14,6 persen.

Selain itu, orang Indonesia juga sering berbelanja buku (4 persen), aksesoris (3 persen), tas (2,9 persen), barang elektronik (3 persen), alat make up (1,5 persen), dan lain-lain.

Bicara transaksi secara online, 56 persen dari pengguna internet di Indonesia ternyata tidak pernah bertransaksi secara online. Bahkan, 24 persen dari pengguna internet mengaku belum pasti ada transaksi dalam satu bulannya.

Hanya 7,6 persen pengguna internet Indonesia yang melakukan transaksi online sebulan sekali. Ada juga pengguna internet di Indonesia yang melakukan lebih dari dua kali transaksi namun jumlahnya lebih sedikit, yakni 3,4 persen. Demikian juga mereka yang bertransaksi lebih dari dua kali.

4 dari 4 halaman

Kenapa Orang Indonesia Enggan Belanja Online?

Nah, dari mereka yang tak pernah bebelanja online, hasil survei APJII mengungkap, 18,8 persen responden mengaku lebih suka membeli barang langsung ketimbang belanja online.

Selain itu, 12,2 persen responden mengaku belum bisa menggunakan aplikasi belanja online, makanya mereka tidak bertransaksi online.

Sementara ada 9,5 persen responden yang mengaku punya kekhawatiran barang tidak sampai ketika belanja online. Makanya mereka memilih untuk tidak melakukan transaksi.

Tidak hanya itu, masih ada pengguna internet yang enggan belanja online karena merasa rumit saat harus melakukan pembayaran dengan metode transfer (9 persen).

(Tin/Ysl)