Sukses

Ilmuwan Rakit Mesin Untuk Lihat Masa Depan

Dengan bantuan fisika kuantum, tim peneliti dari Nanyang Technological University (NTU) dan Griffith University mencoba merakit mesin yang bisa melihat masa depan.

Liputan6.com, Jakarta - Di dalam fillm Avengers: Infinity War, adegan Dr Strange yang melihat 14 juta kemungkinan masa depan menarik perhatian sebagian orang. Mungkin saja, jika manusia memiliki komputer kuantum, manusia bisa melihat masa depannya.

Hal itulah yang sedang diuji coba oleh kelompok peneliti dari Nanyang Technological University (NTU) dari Singapura dan Griffith University dari Australia.

Kelompok peneliti ini tengah mengkonstruksi perangkat prototip kuantum yang bisa menghasilkan beragam kemungkinan masa depan dalam superposisi kuantum simultan.

Dunia kuantum adalah dunia probabilitias, tempat di mana banyak kemungkinan dan berbagai paradoks yang bisa terjadi. Demikian menurut yang dilansir Science Daily, Sabtu (18/5/2019).

"Ketika kita berpikir tentang masa depan, kita dihadapkan dengan berbagai kemungkinan," ungkap asisten Profesor Mile Gu dari NTU, yang memimpin penelitian dan pengembangan mesin.

Dirinya mengatakan, kemungkinan ini tumbuh secara eksponensial saat manusia melangkah lebih jauh ke masa depan.

Misalnya, jika manusia hanya memiliki 2 kemungkinan untuk memilih dari setiap menit, dalam waktu kurang dari setengah jam ada 14 juta kemungkinan berjangka.

Dalam waktu kurang dari sehari, jumlah kemungkinannya melebihi jumlah atom di alam semesta.

2 dari 3 halaman

Superposisi Kuantum

Komputer kuantum dapat memeriksa semua masa depan yang mungkin dengan menempatkan diri mereka dalam superposisi kuantum.

Kejadian terkenal tentang superposisi adalah paradoks kucing schrodinger, yang dicetuskan oleh Erwin Schrodinger, dimana kucing (perumpamaan) yang diletakkan di suatu kotak dengan racun ada dalam posisi hidup "dan" mati.

Hanya dengan membuka kotaknya, kita bisa tahu apakah kucing itu hidup atau mati.

3 dari 3 halaman

Terinspirasi Richard Feynman

Cara kerja mesin ini terinspirasi dari peraih nobel Richard Feynman.

Ketika Feynman mempelajari fisika kuantum, dirinya sadar bahwa ketika suatu partikel menyusuri jalan dari titik A ke B, partikel itu tidak mengikuti satu arah, namun dia menggabungkan semua jalur yang memungkinkan untuk menghubungkan titik-titik dari A hingga B.

Masa depan juga demikian, kemungkinan awal hidup dan apa yang terjadi ke depan dapat diproyeksikan dengan mengkoneksikan titik-titik kemungkinan arah yang ada.

Jika teknologi ini berhasil dikembangkan dan disempurnakan, bukan tidak mungkin manusia bisa mengetahui masa depannya kelak.

(Tik/Isk)