Sukses

Hati-Hati Berbagi Informasi, Hasil Screen Capture Berita Ternyata Bisa Diedit

Seorang pengguna mendemonstrasikan bagaimana bahasa pemrograman Javascript bisa dimanfaatkan untuk mengubah isi teks dalam sebuah website.

Liputan6.com, Jakarta - Kemajuan teknologi memang memudahkan segala hal. Namun, hal ini juga bisa dimanfaatkan pihak tak bertanggung jawab untuk berbagi hal merugikan. Salah satunya adalah untuk menyebarkan misinformasi.

Seperti yang baru-baru ini terungkap melalui media sosial Twitter. Seorang pengguna mendemonstrasikan bagaimana bahasa pemrograman Javascript bisa dimanfaatkan untuk mengubah isi teks dalam sebuah website.

Parahnya di era penyebaran hoaks dan misinformasi, hal ini bisa dimanfaatkan oleh pihak tak bertanggung jawab untuk menyebar berita yang dipalsukan. Salah satunya dengan mengubah judul berita dari media terpercaya, dibelokkan agar tidak sesuai faktanya.

Mengutip laman Android Stack Exchange, Sabtu (18/6/2019), rupanya kita bisa melihat tutorial mengenai cara mengubah isi laman web di browser Chrome. Dengan metode itulah, siapa pun bisa dengan mudahnya mengubah isi judul maupun isi sebuah berita.

Menurut laman tersebut, cara yang dipakai adalah dengan mengetikkan sebuah kode ke kolom URL pada browser Chrome untuk Android atau pun desktop.

2 dari 3 halaman

Bisa Dimanfaatkan Penyebar Hoaks

Tentu hal ini bisa dimanfaatkan oleh pihak yang memiliki niat menyebar berita palsu atau hoaks untuk membuat persepsi berbeda di masyarakat.

Untuk itulah, pengguna internet diharapkan tidak mudah percaya pada informasi yang beredar serta tidak dengan mudahnya membagikan hasil tangakapan layar (screen capture) berita yang provokatif di grup WhatsApp atau pun di media sosial. 

Sebelum mempercayai sebuah informasi, pengguna internet harus melakukan mencari tahu kebenaran sebuah berita lewat media-media yang terpercaya.  

3 dari 3 halaman

Cara Tangkal Hoaks

Lantas, bagaimana kamu bisa tahu apakah itu berita palsu atau bukan? Shelly Tantri S, Head of Business Development, BaBe, membagikan tiga kiat yang dapat membantu pengguna mengidentifikasi informasi yang salah ketika Anda menemukan berita atau pesan apa pun di media sosial.

1. Cek Judul atau Headline Berita

"Pastikan berita yang kita baca tidak mengandung topik sensasional, atau tidak masuk akal. Seperti contoh, ketika gempa bumi terjadi, sudah pasti bahwa berita yang mengatakan gempa susulan dengan skala lebih besar dapat dipastikan adalah berita bohong, karena gempa tidak bisa diprediksi sama sekali." kata Shelly

2. Cek Sumber Berita

"Pastikan berita yang kita baca berasal dari sumber yang tepercaya, entah artikel tersebut berasal dari penerbit yang sangat terkenal, atau ditulis oleh seorang ahli," tutur Shelly. 

3. Cek Keseluruhan Isi Berita

"Tidak kalah penting adalah biasakan membaca seluruh isi berita. Berita palsu biasanya menyertakan sumber yang terlihat kredibel, seperti tips kesehatan dari dokter terkenal. Kita dapat dengan mudah menelusuri nama dokter di internet. Jika nama dokter tidak ditemukan dan artikelnya, dapat dipastikan bahwa berita tersebut adalah berita palsu. Selain itu, kita juga dapat memeriksa melalui sumber tepercaya lainnya seperti situs web khusus medis," ujar Shelly, memberi penjelasan.

(Tin/Isk)