Sukses

Dikritik Tarif Data Mahal, Telkomsel: Demi Kelangsungan Layanan

Menurut Ririek, tarif data Telkomsel saat ini tidaklah mahal, tetapi cukup terjangkau. Pasalnya ada beberapa prinsip yang mesti dipenuhi agar operator tetap bisa menghadirkan layanan data bagi seluruh masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - Operator seluler Telkomsel kerap dikritik karena menerapkan tarif data yang lebih tinggi ketimbang operator seluler lainnya.

Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah pun buka suara terkait hal ini. Ia buka-bukaan mengenai formulasi Telkomsel dalam menentukan tarif layanan data.

Menurut Ririek, tarif data Telkomsel saat ini tidaklah mahal, tetapi cukup terjangkau.

Ia juga menampik mahalnya tarif data Telkomsel karena besaran biaya hak penggunaan (BHP) spektrum yang ditentukan pemerintah yang terlalu tinggi.

"Sebenarnya cost-nya itu bukan hanya BHP, itu hanya salah satu. Ada cost lain-lain. Saya tidak tahu operator-operator lain, tetapi banyak operator bukunya merah (belum untung), mestinya sih mereka lebih rasional (dalam menentukan tarif)," kata Ririek di acara Buka Puasa Bersama Telkomsel di Jakarta, Senin (20/5/2019).

Ririek mengatakan, ada beberapa prinsip yang mesti diperhatikan jika ingin layanan di seluruh Indonesia terus berjalan.

Prinsip pertama, layanan seluler harus terjangkau. Terjangkau ini diartikan Ririek sebagai murah, namun tetap rasional.

"Kalau tidak rasional, operator tidak bisa membangun (infrastruktur jaringan)," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Layanan Harus Terus Sustain

Kedua, layanan harus sustain atau mampu bertahan terus. Ia menyebut, layanan data yang terlalu murah bagus untuk masyarakat, tetapi itu hanya berlangsung jangka pendek.

"Secara long term tidak bagus, kalau (perang harga) terlalu lama, nanti tidak ada layanan (karena operator tidak memiliki cukup dana untuk membangun infrstruktur (jaringan) nanti rugi juga," kata dia.

Ketiga, Ririek menyebut, operator harus mempertimbangkan negara dan jumlah penduduk yang begitu banyak dan tersebar yang perlu mendapat pelayanan data yang sama.

"Karena negara besar, layanan harus tersedia di mana-mana. Nah, untuk investasi itu butuh dana, kalau (tarif terlalu murah), bagaimana mau membangun. Makanya kami harapkan lebih rasional," ujar dia.

Ririek bahkan menyebut, ketimbang negara lain, tarif layanan data di Indonesia ini bisa dibilang merupakan salah satu yang paling murah.

3 dari 3 halaman

Tarif Terkendala Besaran BHP?

Ririek pun buka-bukaan mengenai formulasi tarif yang salah satunya ditentukan oleh BHP yang cukup tinggi.

Memang, ada beberapa pihak yang ingin agar besaran BHP diturunkan, tetapi untuk menurunkannya, diperlukan peninjauan kembali terhadap formulasi BHP.

"Kalau di negara kita, BHP dihitung persentase dari revenue operator. Kalau BHP dihitung berdasarkan formula adalah sekian persen dari revenue operator yang tidak produktif, negara jadi dirugikan juga. Tapi kalau BHP-nya fix seperti di beberapa negara, BHP ditenderkan, itu ada untungnya juga tanpa mempedulikan berapa pendapatan operator, BHP ke pemerintah tetap," katanya.

Ririek menilai, semua opsi mengenai formulasi BHP ada untung ruginya.

"Tidak bisa hanya stand alone. Sempat ada ide-ide untuk mengubah formula, tetapi jangan sampai juga operator sudah dapat spektrum malah tidak dipakai secara optimal. Kan rugi juga karena spektrum jumlahnya terbatas," tutur dia.

Intinya menurut Telkomsel, menggunakan formulasi apapun penentuan tarif, diperlukan penentuan yang lebih rasional. Pasalnya saat ini masih banyak operator yang rugi.

"Menurut Telkomsel, rasional itu terjangkau tetapi tetap bisa menjaga kelangsungan layanan. Untuk Telkomsel seperti sekarang ini sudah cukup terjangkau," katanya.

(Tin/Jek)