Sukses

Huawei Tak Lagi Bisa Bikin Smartphone dengan Slot SD Card

Huawei dikeluarkan dari SD Association, dengan demikian, Huawei tak bisa lagi membuat smartphone dengan teknologi slot SD.

Liputan6.com, Jakarta - Huawei kian mendapatkan banyak tekanan dari berbagai pihak, utamanya perusahaan-perusahaan teknologi Amerika Serikat.

Terbaru, Huawei harus memutuskan hubungan dengan SD Association. Itu artinya, perusahaan Tiongkok ini tak lagi mendapatkan izin untuk membuat smartphone, yang memiliki slot SD atau microSD card. Demikian seperti dikutip dari Slashgear, Sabtu (25/5/2019).

Pada satu sisi, ada beberapa gerakan di dunia Android untuk menghapus perluasan ruang penyimpanan melalui kartu micro SD.

Namun di sisi lain, hal tersebut belum jadi hal yang jamak dilakukan oleh vendor smartphone.

Pasalnya, pengguna pun menghendaki smartphone mereka punya slot microSD card, begitu juga dengan jack audio 3,5mm.

Keputusan SD Association untuk menghentikan kerja sama dengan Huawei membuat ponsel kelas menengah dan entry level milik Huawei dan Honor dalam masalah.

Pasalnya, kedua model smartphone di segmen ini biasanya hadir dengan ruang penyimpanan kecil.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

SD Association

SD Association merupakan sebuah asosiasi yang mengembangkan dan mengizinkan penggunaan standar terkait dengan produk ruang penyimpanan SD dan microSD.

Seperti kebanyakan perusahaan lain, belum ada pengumuman publik tentang hal tersebut.

Namun, menghilangnya nama Huawei dari daftar perusahaan anggota SD Association menjelaskan secara jelas bahwa Huawei memang telah dikeluarkan dari asosiasi ini.

Karena itu, Huawei telah mempersiapkan diri dengan mengembangkan teknologi kartu NanoSD atau NM sendiri.

3 dari 3 halaman

Mengembangkan Teknologi SD Card Sendiri

Huawei membuat langkah ini ketika ZTE mengalami kondisi serupa. Namun tentunya hal tersebut bakal menghadirkan dampak besar bagi Huawei.

Untuk mengatasi masalah ini Huawei perlu meningkatkan produksi kartu NanoSD dan menurunkan harga untuk membuatnya lebih terjangkau bagi pelanggan.

Sekarang ini, Huawei mungkin dapat mengatasi masalah. Namun belum lama ini Huawei juga kehilangan dukungan dari ARM, sebuah perusahaan pembesut arsitektur chipset.

Artinya, perusahaan tidak dapat membuat prosesor sendiri karena tak punya akses ke lisensi teknologi tersebut.

Risiko yang lebih besar dari kondisi ini adalah, Huawei bisa keluar dari bisnis smartphone jika ketegangan tidak diselesaikan lebih cepat.

(Tin/Jek)

Â